Penulis dan Anak-Anak Selpele, Papua Barat yang Penuh Semangat. Sumber: Dok. Pribadi |
Tamasya keliling Indonesia tak
kalah menarik dengan melancong ke luar negeri. Selain menambah pengetahuan
mengenai ragam budaya nusantara, aktivitas ini membuat kita semakin mencintai Indonesia.
Bagi saya pribadi, bepergian
tidak hanya untuk menyenangkan diri dan melepas penat dari rutinitas pekerjaan.
Namun, bepergian juga merupakan waktu untuk berbagi. Di bulan November 2018,
saya beruntung mendapat kesempatan menjelajah Raja Ampat, Papua Barat bersama
rekan-rekan.
Raja Ampat termasuk salah satu dari sepuluh destinasi wisata bahari terbaik di dunia (menurut divein.com) dengan pemandangan maritim spektakuler. Bangga sekali menjadi orang Indonesia yang punya destinasi wisata secantik ini!
Dive Site Map. Let's Explore! Sumber: Dok. Pribadi |
Untuk mencapai wilayah Raja
Ampat, saya menempuh penerbangan dari Jakarta ke Sorong, Papua Barat sekitar
6-7 jam dengan satu kali transit di Makasar, Sulawesi Selatan. Tip bila hendak
ke sini, ambilah penerbangan malam agar mendarat esok pagi di Sorong dan bisa
langsung menjelajah.
Sampai di Sorong saya lanjut
menempuh perjalanan laut, bertolak dari pelabuhan perikanan menuju penginapan
di Pulau Urai sekitar 2-3 jam naik speed
boat. Pulau Urai terletak strategis di antara destinasi kepulauan Raja
Ampat. Saya menginap di Doberai Private Island sebuah resort di pulau hutan lindung seluas 70 hektar.
Sekilas tentang tempat menginap,
Doberai berarti semenanjung menurut bahasa setempat. Berkonsep "full in privacy", keindahan Raja Ampat
dinikmati dalam nuansa hening dan bersahabat dengan alam. Ada dua pilihan
penginapan, yaitu Eco Resort menghadap pantai tanpa AC dan Deluxe Resort yang
ber-AC.
Penulis di Dermaga Doberai Private Island, Pulau Urai. Sumber: Dok. Pribadi |
Tempat ini turut menyediakan armada speed boat bagi pengunjung. Bila suka
menyelam (diving), Doberai memiliki dive center dilengkapi empat kompresor
Bauer dan 12 set perlengkapan menyelam yang dapat disewa. Tersedia pula kano untuk olah raga air di
sekitar pulau.
Penulis Di Pantai Pulau Urai. Sumber: Dok. Pribadi |
Siang hari saat tiba di pulau Urai, saya langsung bersantai dan menikmati pemandangan laut di area penginapan yang memesona. Air lautnya jernih biru kehijauan hingga dapat melihat ikan, bintang laut, dan karang dari dermaga. Bermain kano di laut sangat disarankan selain berenang dan menyelam. Luar biasa sensasinya, tak terlupakan!
Penulis (Topi Orange) Bermain Kano di Laut. Sumber: Dok. Pribadi |
Menjelang sore, saya berlayar ke
Teluk Kabui yang teletak di antara pulau Waigeo dan pulau Gam yang jaraknya tak
sampai satu jam dari resort.
Pemandangan di Teluk Kabui berupa tebing-tebing karst menjulang dengan hamparan
laut biru kehijauan seperti di film Avatar. Sangat indah meski langit
sedikit kelabu.
Penduduk setempat turut menyebut
tebing sebagai batu. Ada dua batu ikonik di Teluk Kabui. Batu Wajah yang
bentuknya menyerupai siluet wajah manusia dengan tumbuhan di puncak tebing
seperti rambut dan lekukan sisi batuan menyerupai hidung. Batu Pensil karena
tinggi menjulang berujung runcing seperti pensil. Anda dapat singgah berfoto di
Batu Pensil sebab dilengkapi dermaga.
Bertamasya di kepulauan Raja Ampat harus memakai speed boat sebab minim jalan darat. Mohon bijak mengatur waktu. Kemanapun Anda menjelajah, kembalilah ke penginapan sebelum matahari terbenam. Bila langit gelap maka nahkoda kapal akan sulit menemukan jalan pulang di antara tebing-tebing karst sebab belum ada fasilitas penerangan di area perairan.
Bertamasya di kepulauan Raja Ampat harus memakai speed boat sebab minim jalan darat. Mohon bijak mengatur waktu. Kemanapun Anda menjelajah, kembalilah ke penginapan sebelum matahari terbenam. Bila langit gelap maka nahkoda kapal akan sulit menemukan jalan pulang di antara tebing-tebing karst sebab belum ada fasilitas penerangan di area perairan.
Batu Pensil, Teluk Kabui-Raja Ampat. Sumber: Dok. Pribadi |
Penulis dan Batu Wajah (Kiri Belakang), Teluk Kabui. Sumber: Dok. Pribadi |
Hari selanjutnya, saya melancong
ke Pulau Wayag. Jaraknya 4 jam naik speed
boat dari penginapan. Banyak kegiatan bisa dilakukan di sini, seperti:
mendaki bukit batu, snorkeling,
bermain dan memberi makan ikan hiu di pantai, dan mengunjungi kampung nelayan
Selpele.
Pada artikel ini saya akan
menceritakan kunjungan ke Kampung Selpele yang sangat berkesan.
"The Big Mama" dan Rumah Nelayan di Kampung Selpele, Wayag-Raja Ampat. Sumber: Dok. Pribadi |
Selpele adalah kampung nelayan di
sebelah barat Pulau Waigeo, laut Halmahera. Desa kecil ini hanya 200 meter
panjangnya membingkai pantai. Penduduknya berasal dari golongan suku Kawe
dengan mata pencaharian nelayan dan buruh peternakan mutiara. Sebagian dari
warga juga berternak lobster.
Kondisi desa sangat sederhana dan
menurut saya butuh uluran tangan banyak pihak. Letaknya yang jauh dari kota
membuat ketersediaan bahan infrastruktur dasar, alat trasportasi, dan dukungan
pendidikan masih minim untuk warga serta anak-anak. Signal telekomunikasi pun
nyaris tidak ada.
Dari Jakarta saya dan rekan-rekan
berencana berbagi kasih dengan warga di kampung ini. Mengetahui banyak anak SD
yang membutuhkan material edukasi, saya tertarik membantu dengan membagikan
buku pelajaran, buku bahasa Inggris, dan beragam alat tulis yang dibawa dari
ibukota. Yang jelas, di pulau ini tidak ada toko buku. Semoga bermanfaat
mencerdaskan saudara-saudari kecilku.
Indahnya Berbagi dengan Anak-Anak Selpele. Sumber: Dok. Pribadi |
Penulis BersamaAnak-Anak Selpele dan Hasil Kerajin Tangan. Sumber: Dok. Pribadi |
Anak-anak Selpele juga terampil
membuat kerajinan perhiasan seperti gelang dan kalung berbahan kerang. Berbagai
keterbatasan infrastruktur di kampung ini ternyata tidak membuat semangat
berkreasi mereka surut. Luar biasa optimisnya sehingga tawa ceriapun selalu
menghias wajah anak-anak.
Oiya, jangan lupa membeli lobster
dari nelayan Selpele. Tersedia beragam ukuran lobster yang dapat dipilih sesuai
selera. Penduduk menjualnya sekitar Rp 350.00,00/Kg. Selain membantu
penghasilan warga, lobster yang dijual sangat segar sehingga saat dimasak rasa
dagingnya legit dan nikmat.
Akhirnya, sampailah pada waktunya
pulang. Jarak tempuh yang jauh dari kampung ini ke penginapan membuat saya dan
rekan-rekan harus kembali saat siang. Penduduk dan anak-anak mengantar kami
hingga ke dermaga berikut lobster-lobster yang dibeli.
Semoga kampung Selpele semakin
mendapat perhatian sehingga memiliki taraf hidup lebih maju. Indonesia terdiri
dari 17,504 pulau dan masih banyak warga di pulau-pulau terpencil yang
membutuhkan uluran tangan. Semangat warga kampung bisa
menjadi contoh bagi warga kota. Mereka yang hidup terbatas dan tertinggal bisa
tetap optimis serta penuh harapan dalam menjalani hari. Apalagi Anda warga
kota, hendaknya bisa lebih bersyukur dan kerja produktif dengan berbagai
fasilitas memadai.
Sunset Kemerahan di Timur Indonesia yang Fantastik! Sumber: Dok. Pribadi |
Di perjalanan pulang, senang
sekali saya mendapat kejutan. Pemandangan matahari terbenam di wilayah
Indonesia timur sungguh memesona. Semburat sinar merahnya terlihat dibalik
daratan perbukitan dan awan beralas laut berkilau seperti berlian.
Bonus tak terlupakan dari Sang Pencipta alam semesta yang menghantarkan kami
kembali ke penginapan. I shall return. I hope I can see you again!
Catatan:
Artikel dengan foto-foto
perjalanan penulis selengkapnya dapat dilihat pada blog Kompasiana: https://www.kompasiana.com/aytravel
Artikel ini merupakan Trilogy
Travel Story penulis saat menjelajah Raja Ampat, Papua Barat. Jangan lupa baca
artikel selanjutnya ya! =)
Suka dengan artikel ini? Silahkan
bagikan ke teman yang suka jalan-jalan.
Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
BalasHapushanya di D*E*W*A*P*K / pin bb D87604A1
dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)