Sabtu, 09 Oktober 2010

The Journey Of Mind


“Woii, bengong aja!!”
“Eh.. iya iya, hehehehehe…”
“Mikirin apaan sih? Jangan mikirin yang jauh-jauhlah.. Itu liat di depan mata ada kerjaan numpuk! Yeee.... malah mainan Facebook lagi! Gimana sih??”
”Bentar dong.. bentar.. ini gebetan gwe lagi maen game online!”
”Online boleh, tapi jangan lupa kerja!”


Welcome to the virtual world!
Sebuah kata sambutan yang selayaknya dikumandangkan dan didengarkan oleh kita semua yang masih hidup saat ini. Sebuah dunia baru hasil kreativitas manusia ciptaan Tuhan yang dianugerahi daya cipta, rasa dan karsa. Tak bisa dipungkiri jika dunia virtual kini menjadi area baru untuk saling ’bertemu’ dengan teman, rekan kerja dan keluarga meski berada dekat atau jauh. Apanya yang bertemu? Yang pasti bukan tubuh, wajah atau kedua tangan yang saling berjabat. Lalu apa? PIKIRAN.
Apa yang sedang dipikirkan dapat diketik pada aplikasi virtual yang sedang dijalankan. Apapun yang sedang dipikirkan bisa disampaikan secara kolektif kepada teman-teman maupun secara pribadi kepada orang yang dituju melalui email, blog, sampai situs sosialisasi. Mulai dari menanyakan kabar, bersenda gurau, mengemukakan pendapat. Semua ini bisa dilakukan tanpa perlu bertatap muka kecuali jika jasa penyedia internet sedang down, sedang mati listrik, atau baterai habis sehingga pesan gagal terkirim melalui komputer maupun alat komunikasi lainnya.
Selain menggunakan internet, telepon genggam turut membantu dalam hal penyampaian pesan antar sesama. Coba lihat di sekitar Anda, mulai dari golongan masyarakat ekonomi bawah, menengah hingga atas, hampir semuanya memiliki benda yang satu ini. Bahkan, ada yang punya lebih dari satu entah untuk keperluan pekerjaan maupun untuk urusan ’berbagi kasih sayang’. Telepon genggam jenis GSM, CDMA, Nexian sampai Black Berry. Terserah mau pilih yang mana tergantung keinginan, kebutuhan dan isi kantong. Yang penting, benda tersebut menjalankan FUNGSINYA dengan baik yaitu sebagai alat komunikasi yang mempermudah aktivitas sehingga berjalan semakin efektif dan efisien plus membuat penampilan Anda semakin menarik karena membawa gadget yang up to date!
Saya memang bukan ahli IT. Namun, saya bisa membantu Anda sedikit untuk mengerti apa itu arti virtual. Menurut kamus, virtual berarti membuat, menyelesaikan, melihat dan melakukan aktivitas lainnya melalui internet atau komputer alias bukan di dunia nyata. Misalnya, mengisi kartu rencana studi untuk mahasiswa yang masih kuliah melalui website universitas sehingga tak menghabiskan banyak waktu untuk menunggu persetujuan serta tanda tangan dari dosen pembimbing, transfer uang melalui fasilitas internet banking, hingga melakukan virtual tour ke tempat tujuan berlibur dari website travel agent langganan. What a new window to explore the world and knowledge!
Sebenarnya, petualangan pikiran sudah dimulai jauh sebelum ada internet. Tak percaya? Anda pasti pernah berkhayal memikirkan sesuatu yang lebih menarik daripada apa yang nyata terlihat di depan mata. Selain itu, Anda pasti pernah berimajinasi akan cita-cita di masa datang. Selamat, Anda telah berhasil melakukan petualangan pikiran tanpa internet! Ya, pikiran manusia adalah sesuatu yang sangat berharga alias Anda semua berharga jika mau memakai pikiran dengan baik! Your mind is the most precious thing. You can not find it in any great shopping mall or in any high class boutique in the world. Winter, spring, summer or fall, you can swipe your credit card to change your look. But just outside look, not your beautiful mind. So, start showing your mind quality in any style that you like plus generous heart.
Dunia virtual adalah ciptaan manusia dan manusia itu sendiri punya kelemahan, no body’s perfect! Jadi, jangan heran bila dunia maya juga memiliki kekurangan sebab yang bisa membuat segalanya sempurna hanya Tuhan. Di dunia nyata yang dapat saling bertatap muka, nyatanya ada banyak orang yang menjadi korban penipuan ini itu. Sama seperti di dunia maya, siapa yang tahu jika orang yang sedang diajak chatting sebenarnya adalah orang lain yang sedang memakai user id teman Anda. Meski bisa memakai webcam atau voice chat, penipuan masih mungkin terjadi. Jadi, tetaplah berhati-hati dan kendalikan pikiran dengan baik.
Satu lagi yang perlu diwaspadai dengan hadirnya dunia virtual adalah jangan terbawa alias keasyikan menggunakannya hingga lupa dengan apa yang semestinya dilakukan di dunia nyata. Sudah banyak korban penikmat jejaring sosial di dunia virtual lupa diri dalam melakukan kewajiban di dunia nyata. Dunia maya tidak mengenal jam! Anda bisa mengaksesnya 7 hari 7 malam. Andapun bisa login beberapa saat saja untuk mengecek email, mengirim tweet di Twitter, menyimak status serta komentar jenaka dari para sahabat di Facebook, memperbaharui blog, hingga menyimak aneka berita dan info terkini. The main point is : DON’T GET CARRIED AWAY!
Get carried away sangat berbeda maknanya dengan caught by influence! Get carried away artinya pikiran Anda tanpa sadar terbawa akibat sesuatu yang dilakukan secara intens, dalam hal ini adalah internet yang bisa diakses 24 jam nonstop. Hasilnya, Anda bisa bicara, berpikir, bertindak hingga percaya terhadap sesuatu yang sebenarnya tak ingin dibicarakan, dipikirkan, dilakukan bahkan dipercaya. Lain dengan caught by influence. Hal ini seperti membaca iklan billboard di jalan raya, mendengarkan ceramah dari kepala sekolah, membaca spanduk penyuluhan, dan lain sebagainya. Ini adalah sesuatu yang mempengaruhi beberapa saat saja sehingga penerima pesan punya ruang dan waktu untuk berpikir apakah mau peduli atau cuek.
Pikiran yang berpetualang adalah bukti nyata bahwa semua manusia diberkahi rasa keingintahuan serta kemampuan berimajinasi akan cita-cita. Coba tanya kepada keponakan atau adik yang masih kecil, pasti mereka akan dengan senang hati menyampaikan cita-cita disertai alasan jenaka. Nah, Anda yang bukan kanak-kanak lagi sudah selayaknya punya tujuan alias visi misi ke depan. Sebuah tujuan yang logis realistis tanpa mengesampingkan kreativitas untuk menghadirkan inovasi serta karya baru dalam apapun profesi yang ditekuni entah berapapun modal moral serta material yang dimiliki.
Visi dan misi ke depan memang tidak mudah untuk dirumuskan. Saya dan teman-teman seumuranpun sempat mendiskusikannya tiada henti sampai berakhir dengan kalimat “Ah pusing, emangnya gwe pikirin! Auah gelap!” Tapi, apa indahnya hidup jika Anda berjalan tanpa tujuan yang jelas? Pssst… malu dengan sang waktu. Ia senantiasa berjalan maju, jangan sampai Anda berjalan ‘mundur’ kecuali dalam rangka olah raga atau ikut perlombaan 17 Agustusan. :D Meskipun begitu, hal tersebut bisa terjadi lagi akibat hal tak terduga yang datang dalam perjalanan hidup.
Merumuskan tujuan hidup caranya memang tidak mudah. Kenalilah diri Anda. Analisa potensi, minat dan bakat yang Anda punya kemudian jangan ragu untuk menekuninya. Tak perlu malu dan gengsi untuk memulai dari level yang rendah karena segala sesuatu yang besar berawal dari segala sesuatu yang kecil. Jika dianalogikan dengan dunia bisnis, analisa diri menyerupai analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat). Deskripsikan dan tulis apa yang menjadi kekuatan, kelemahan diri hingga prediksi peluang kesempatan dan hambatan yang mungkin terjadi di masa datang dalam menekuni profesi pilihan. Yang harus selalu diperhatikan justru kelemahan diri. Dalam kondisi sehat itulah kelemahan Anda. Apalagi jika sedang dalam keadaan sakit maupun terpuruk karena mengalami kegagalan atau kejadian yang tak terduga.
Selanjutnya, mantapkan diri berpetualang di dunia nyata alias dunia pekerjaan sesuai minat dan bakat serta kebisaan. Jikalau dibidang yang satu kurang berhasil, tidak menutup kemungkinan untuk beralih menekuni bidang lain yang disadari turut menjadi kebisaan. Jangan menyerah.
Tetaplah berjalan mencari langkah yang terbaik untuk Anda meski dihadapkan pada aneka tantangan dan kegagalan. Jangan lari dari keadaan atau tanggung jawab yang sulit sebab justru pada momen inilah intuisi dilatih menjadi semakin tajam. Intuisi bermanfaat untuk membuat keputusan yang tepat dalam mencapai keberhasilan gemilang dikemudian hari apapun profesi yang ditekuni. Tapi, jangan pernah menganggap diri hebat. Di atas langit masih ada langit! Tetaplah rendah hati dan jangan pernah berhenti belajar. Di luar sana ada banyak orang berbakat baik tua maupun muda, miskin atau kaya, dengan segudang ide serta saran yang bisa menjadi masukan berharga dan patut dipertimbangkan.
Akhir kata, hidup ini penuh pilihan. You are what you choose! Mau mandiri dengan berkarya ya silahkan, tidakpun juga merupakan hak asasi Anda. Satu yang pasti, jika malas bekerja otomatis rejeki juga malas datang sebab tak ada yang turun dari langit dengan percuma. Setelah lelah bekerja, jangan lupa menikmati hidup. Tak sempat bepergian dengan teman? Jangan khawatir! Ada internet yang membuat pikiran bepergian kesana-kemari dan bersenda gurau dalam aplikasi chatting. Walaupun dunia virtual telah menjadi dunia ke-2, tetap saja tak ada yang lebih indah selain bertemu dan bertatap muka secara nyata. Pastinya, jadilah manusia yang memakai teknologi informasi bukannya dipakai oleh teknologi informasi!

Oiya, hati-hati jangan sampai kena tipu saat berchatting ria bersama para sahabat.
Eh tunggu-tunggu, kok Anda tipu saya sih ??? Don't you know if it was really cruel?? But... I forgive you. That's ok.
Yang pasti, jika tak mau hal buruk terjadi pada diri sendiri maka jangan melakukan hal buruk pada orang lain di dunia nyata maupun dunia virtual. Tapi, yang namanya orang ya tak mungkin tak punya salah. Mengutip sepenggal kalimat dari lagu Craig David "Oh.. I am only human, born to make mistakes!"

Until the end of time, the real human touch is irreplaceable. This is the one and only way to express the real love and care from your generous heart. Have a nice journey of mind in virtual world, bon voyage!


Jakarta, 1 Oktober 2010
AYU SAPTARIKA

Senin, 21 Juni 2010

Unity in Diversity


Pernahkah Anda merasakan momen ‘kena batunya’? Apalagi kalau ‘kena batu’nya dalam hal cinta? Rasanya pasti ingin menghilang! Pengalaman ini belum lama dialami oleh seorang teman. Teman saya ini boleh dikategorikan sebagai seorang lelaki high quality jomblo. He got the look, he got the brain, he got the sense of humor, he got the job, but.. he got no girl. Ada banyak perempuan cantik yang berlomba untuk memenangkan hatinya. Tapi, dia sedang asyik berkarir sehingga mencari pasangan adalah aktivitas yang nanti dulu. Masih muda dan penuh semangat untuk mengejar cita-cita setinggi langit. I am on your side, friend!
Teman saya ini memang terkenal cermat dan penuh pertimbangan dalam bertindak. Tapi sayangnya, kali ini dia kecolongan. Kecolongan dalam hal cinta yang mungkin biasanya tidak pernah. Kok bisa??? Saya juga kurang mengerti. Tapi jika Anda bertanya pendapat saya mengenai penyebabnya it’s just because he underestimate the girl at the first time. Perempuan yang dikenalkan kepadanya, sebut saja Ms. J’adore, kebetulan lain dari pada yang lain.
Anehnya, Ms. J’adore yang awalnya dicuekin ternyata sukses membuat teman saya jadi tergila-gila. Teman saya yang tadinya tidak peduli seketika berubah menjadi seorang secret admirer. Si perempuan pun lama-lama sadar jika teman saya menyukainya. Tapi karena teman saya ini gengsian, jadilah aksi secret admirer-nya kelamaan sehingga Ms. J’adore merasa terganggu. Saat teman saya memutuskan untuk memulai pendekatan nyata dengannya, Ms. J’adore menolak dan berkata kepadanya untuk tidak mendekatinya lagi. Akhirnya, teman saya pun hanya bisa diam, gigit jari sambil menyaksikan Ms. J’adore berlalu.
Komentar saya kepadanya : “Hahaha… sukurin! Lu sih nyuekin orang! Kenapa juga kalo mau kenalan lagi gak langsung ngomong aja? Lu liat sekarang, dia malah kabur!”
Pengalaman di atas mungkin pernah terjadi dengan Anda atau rekan-rekan di sekitar. Tak hanya dalam hal cinta, namun juga dalam berbagai aspek kehidupan. Misalnya berelasi dengan rekan kerja dan klien. Boleh disimpulkan bahwa moment kecolongan terjadi akibat kita tanpa sadar bermegah diri hingga menjadi lengah lantas meremehkan sesuatu di sekitar padahal sesuatu tersebut sangat dicari bahkan diinginkan.
Ada pengalaman unik yang saya dapat dari tempat kerja ayah. Suatu hari ada seorang lelaki paruh baya datang ke kantornya. Orangnya biasa saja bahkan penampilannya agak tak karuan. Namun demikian, Ayah saya menyambutnya dengan baik. Saat ia mengutarakan maksud kedatangannya, wow dia menjadi jauh lebih keren daripada seorang Jude Law! Ternyata dia seorang ilmuwan Indonesia lulusan universitas no.1 di Amerika. Ia menciptakan mesin pembangkit energi teknologi plasma dan bermaksud bekerja sama dengan perusahaan tempat ayah saya bekerja. He is genius but very kind and so with my daddy, bravo!
Menghargai sesama adalah sesuatu yang telah diajarkan kepada kita dari kecil. Akan tetapi, banyak sekali hambatan untuk merealisasikannya. Terutama karena masalah perbedaan ras, suku, agama, keadaan ekonomi, sampai penampilan fisik. Padahal kalau dipikir-pikir, kita ini kan sama-sama manusia. So actually, we should be nice, kind, and generous to all the people.
Jika sedang berkendara lantas menjumpai seorang pengemis sungguhan di lampu merah (bukan yang mengemis karena kurang berusaha mencari kerja). Coba cermati dan ‘buka mata’ Anda. Yang membuat dia dan Anda berbeda adalah nasib. Thank God, you are so fortunate! Seandainya pengemis itu punya nasib beruntung, tentu pakaiannya tidak lusuh tapi bermerek Christian Dior. Kantong kresek buat menyimpan pakaian gantinya berubah menjadi Louis Vuitton Speedy bag, dan sandal jepitnya yang sudah mau putus berubah jadi sepatu kulit berpita keluaran Salvatore Ferragamo. Terakhir, kulit kusam dan kuku hitam-hitamnya tak terlihat lagi lantaran rajin melakukan manicure-pedicure serta spa di Ritz Carlton. Satu yang tetap sama, si pengemis dan Anda adalah manusia ciptaan Tuhan.
Perbedaan ini dan itu memang sering membuat manusia menjadi kurang menghargai satu sama lain sehingga muncul pertengkaran bahkan sampai perang. Memang sulit mengatasinya, sebab kita sendiri adalah manusia yang memiliki banyak kelemahan dan suka berbuat salah. Akan tetapi ada satu yang jangan sampai salah, yaitu pola pikir! Mencoba untuk lebih open mind dan saling menghargai adalah jalan keluar untuk menyikapi berbagai perbedaan. Bahkan dari hal-hal yang berbeda, kita justru bisa mempelajari sesuatu yang baru sehingga menambah pengetahuan.
Seperti semboyan negara kita, Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
I believe if unity in diversity is not just a fantasy!

Ah… seandainya saja kisah teman saya dan Ms. J’adore ada kelanjutannya. Saya yakin pasti seru!
So friends, dare to be different but don’t be afraid to deal with something different.
Unity in diversity is real if we have a willingness to respect each other and appreciate the diversity of life.

Image source : http://www.emmanuellegomez.file.wordpress.com/ by Monica Stewart

Minggu, 02 Mei 2010

SIZE REALLY DOESN'T MATTER!



Kecil bukan berarti tak berdaya. Tidak punya apa-apa bukan berarti tukang minta-minta. Inilah kesan yang saya dapatkan setelah lima hari menelusuri Singapura. Negara yang berdurasi sekitar satu jam penerbangan dari negeri kita tercinta Indonesia, boleh dinyatakan sebagai salah satu negara maju yang terletak di wilayah Asia Tenggara. Jika dilihat dari luasnya, negara Singapura tidak lebih besar daripada kota Jakarta. Hal ini pula yang membuat para penduduk ’memanggil’ negaranya sebagai kota Singapura. Negara bekas jajahan Inggris ini tidak memiliki suku bangsa asli dan tidak memiliki banyak sumber daya alam. Akan tetapi, kegigihan penduduknya untuk memerangi keterbatasan sumber daya dengan cara taat aturan dan giat bekerja sangat patut diacungi jempol.

Dalam hal disiplin dan giat bekerja, Singapura ’mengaum’ layaknya simbol singa duyung Merlion yang menjadi kebanggaan mereka. Tak heran, bila kerja keras penduduk untuk senantiasa berinovasi membangun negara berhasil menarik perhatian banyak orang dari negara lain untuk menjelajah negara kecil yang penuh dinamika ini. Mulai dari pendatang yang ingin bekerja, para investor asing, pelajar asing yang ingin belajar di sekolah dan universitasnya yang berkualitas hingga para wisatawan yang datang untuk melepas penat dan haus menikmati surga belanja.

Minimnya sumber daya alam di Singapura tidak membuat negara ini lantas menjadi negara ’pengemis’. Sebut saja air minum yang merupakan kebutuhan esensial namun ketersediaannya boleh dibilang hampir tidak ada. Singapura harus mengimport dari Malaysia, Indonesia dan beberapa negara Eropa untuk memenuhinya. Namun demikian, negara ini tetap berusaha mandiri dengan membangun sebuah waduk pengolahan air laut, Marina Barrage, untuk memberi minum rakyatnya. Rasa airnya memang agak tawar, berbeda dengan air mineral dari pegunungan. Namun, hasil air yang diolah di Marina Barrage diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pelepas dahaga bagi seluruh penduduk hingga nantinya bisa mengurangi import air minum dari negara lain.

Penggunaan peralatan serba komputer dan penggunaan internet yang mengoptimalkan efisiensi serta mempercepat kinerja sudah menjadi gaya hidup para warga baik yang tua maupun muda. Sarana transportasi umum juga dibuat memadai dengan teknologi canggih sehingga memudahkan penduduk bergerak untuk beraktivitas. Ada MRT (Mass Rapid Transit) dan monorail bagi yang ingin cepat sampai tujuan, bus serta taxi bagi yang ingin bepergian sambil menikmati keindahan kota. Sistem pembayarannya bisa memakai uang tunai maupun menggunakan kartu yang dapat diisi ulang seperti membeli pulsa telepon. Menariknya lagi, Singapura memiliki mesin menyerupai ATM yang khusus dibuat untuk membayar berbagai tagihan mulai dari kartu kredit, listrik, telpon, hingga membeli tiket bioskop dan konser. Ini semua berkat pemanfaatan ilmu teknologi informasi yang telah diintegrasikan dengan baik. Bravo!

Sosok negara yang maju jelas telah ada di dalam genggaman Singapura. Namun, kehidupan dengan aneka fasilitas modern membuat rakyatnya mau-tidak mau dibombardir oleh surat tagihan pembayaran ini dan itu yang tak mungkin dilunasi tanpa bekerja. Orang berusia lanjutpun masih sadar diri melakukan pekerjaan-pekerjaan ringan demi mendapatkan penghasilan. Maka jangan heran, bila kultur kerja di negara ini sangat mengutamakan efisiensi plus orang-orang yang serius serta kurang murah senyum. Jika suatu hari Anda mengunjungi rumah makan atau toko kemudian memperoleh pelayanan yang kurang ramah tidak seperti di Indonesia, ya maklum saja... itulah Singapura!

Keadaan negara yang ’money demanding’ mulai dari pajak hingga denda juga menjadi salah satu penyebab Singapura tidak memiliki banyak seniman. Menjadi musisi, sutradara, penari, aktor, aktris, pelukis dan penulis merupakan hal yang mustahil dilakukan bagi sebagian besar penduduk mengingat beban keuangan yang harus ditanggung setiap bulan. Namun demikian, lagi-lagi keterbatasan ini sukses ’ditumpas’ oleh pemerintah Singapura dengan cara membangun berbagai sekolah seni dan desain yang kerap dilirik pelajar asing hingga sebuah tempat pertunjukan artistik dengan sound system memadai, yaitu Esplanade. Bisa ditebak siapa yang berlaga di tempat ini. Yup, para seniman internasional! Green Day, Coldplay, Carlos Santana, Rihanna, Andrea Bocelli, mereka datang menghibur rakyat Singapura. Bahkan, tak jarang penduduk dari negara kita turut ’terbang’ ke tempat ini untuk menikmati hiburan. What a smart strategy!

Lalu apalagi yang menarik dari Singapura selain sikap disiplin serta usaha mereka dalam memerangi keterbatasan ini-itu yang patut diacungi jempol? Ada berbagai tempat yang bisa menjadi destinasi favorit untuk melepas penat. Cobalah naik wahana Singapore Flyer ’si roda observasi raksasa’ yang akan membawa Anda menikmati panorama kota hingga ketinggian 165 meter selama 30 menit. Bagi yang menyukai laut dan pantai bisa berkunjung ke pulau Sentosa naik bus, MRT atau monorail. Di pulau ini silahkan menikmati Underwater World, Universal Studio, Casino, berenang di pantai dan mencoba berbagai permainan outdoor dengan peralatan ramah lingkungan.

Kunjungi pula Little India, China Town, Bugis dan Arab Street untuk mengenal etnis-etnis yang menjadi penduduk Singapura diwaktu lampau hingga kini. Menikmati hentakan musik di bar dengan aneka hidangan lezat di Clarke Quay dan Boat Quay juga bisa menjadi pilihan menarik untuk dikunjungi bersama kekasih atau para sahabat di malam minggu. Terakhir, menjelajah hamparan surga belanja di Orchard Road sudah pasti menjadi momen yang dinantikan bagi para shopaholic dan pecinta produk keluaran rumah mode ternama dunia. Deretan pusat perbelanjaan megah di tempat ini akan membuat Anda ingin mendatanginya satu per satu hingga tak peduli dengan kaki yang lelah alias shop till you drop! Pesan saya, hati-hati jangan sampai overspending!

Akhir kata, cerita tentang uniknya Singapura tidak akan cukup diungkapkan dengan kata-kata seperti halnya mendeskripsikan keindahan Indonesia yang kaya budaya. Keberhasilan Singapura dalam mewujudkan negara yang modern ini dapat menjadi contoh bagi masyarakat Indonesia yang berkelimpahan sumber daya serta budaya agar lebih giat bekerja sehingga dapat beralih menjadi negara maju. Tak perlu salahkan pemerintah atau siapapun juga. Mulailah dari diri sendiri. Giat bekerja dan disiplin untuk kemajuan pribadi maupun negara tetapi tetap ramah serta murah senyum karena negara kita memiliki banyak kebudayaan yang menjujung tinggi nilai sopan santun.

Kemajuan sebuah negara tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya luas wilayah. Kemajuan sebuah negara bisa dicapai bila rakyatnya memiliki kesadaran untuk rajin bekerja dan sikap disiplin taat aturan. Menurut saya, bekerja tidak hanya berarti untuk mendapatkan penghasilan saja. Bekerja turut memiliki arti bahwa Anda menghargai diri sendiri dengan cara berkarya. Jadilah orang yang produktif dan cintailah pekerjaan Anda. Tapi, jangan lupa menikmati hidup! Jalan-jalan menelusuri ribuan tempat eksotik di negeri sendiri hingga ke luar negeri seperti ke Singapura bisa dijadikan aktivitas untuk menyegarkan pikiran.

Just keep up the good work and have a great traveling time!






Jumat, 16 April 2010

ARE YOU GROWN UP ENOUGH?




Apa rasanya dan pertanda seseorang telah menjadi dewasa?
Apakah tandanya hanya dari umur yang kian bertambah? Misalnya 17 tahun ke atas? (setidaknya begitu menurut saudara kita yang berasal dari benua Amerika dan Eropa).
Apakah karena orang tersebut already having sex (oops, don’t think in negative way)?
Apakah karena seseorang sudah tahu mengenai apa yang menjadi tujuan hidupnya entah berapapun umurnya?

Sejak lahir, manusia diajarkan beragam pengetahuan. Mulai dari pengetahuan verbal alias bahasa sebagai alat komunikasi, pengetahuan tentang warna dan bentuk benda, hingga akhirnya cukup umur untuk mulai menuntut ilmu di sekolah dasar sampai menjadi mahasiswa di perguruan tinggi. Lalu, jadilah manusia tersebut akrab dengan yang namanya pelajaran matematika, fisika, akuntansi, sampai bahasa dan seni. Namun demikian, saya tidak pernah menjumpai mata pelajaran atau mata kuliah yang berjudul “Menjadi Dewasa”.
Saya pernah mengenal seorang rekan yang umurnya sekitar 25 tahun lebih tua. Boleh dibilang, harusnya ia benar-benar sudah dewasa sepenuhnya. Namun apa yang terjadi?
Too my surprise, orang itu pernah rebutan tempat parkir di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta plus diwarnai adegan menyiram air dari tempat minumnya kepada mobil yang merebut tempat parkirnya. Byuurrr……. begitulah kira-kira.
Pengalaman lain lagi, seorang rekan berusia 40 tahun mendadak mengadaptasi gaya berkendara ala seekor banteng yang lari tunggang-langgang mau menyeruduk sana-sini, gara-gara ia ketahuan berselingkuh dan pasangannya mara-marah minta cerai. Gaya berkendara tersebut cukup ngetrend ketika saya masih duduk di bangku SMA dan kuliah (meski sekarang pun terkadang sesekali masih tukang ngebut). Namun, ia bertingkah demikian hingga hampir menabrak mobil lain. Boleh dibilang, ia membahayakan orang lain karena emosinya yang labil. Saya yang ketika itu sedang bersamanya ingin sekali berteriak “Man, it’s your personal problem, dick head!
Dua cerita di atas hanyalah sepengal kisah dari realita yang terjadi pada orang yang katanya sudah dewasa di sekitar saya. Masih banyak cerita dan pengalaman lain yang saya jumpai, namun tak mungkin semuanya saya bagikan kepada Anda. Mulai dari perilaku orang dewasa yang jenaka, kekanakan, hingga konyol dan menggelikan semuanya mewarnai hidup. Bahkan, hal ini banyak menyumbang inspirasi dalam pekerjaan saya sebagai seorang penulis.
Jaman dulu, orang berpendapat bahwa sex adalah ‘mainan’ orang dewasa. Namun kini, (ohlala..) sex telah menjadi mainan bagi semua kalangan baik yang sudah dewasa, ‘mengaku’ dewasa, hingga remaja yang di otaknya masih penuh tanda tanya mengenai hal ini. Apakah ini salah? Tidak juga! ‘Benda itu’ ada di tubuh Anda. Jadi menurut saya, Andalah yang punya kuasa sepenuhnya untuk memainkannya dengan baik maupun memberikannya secara cuma-cuma untuk dipermainkan!
Lalu, apa pertanda jadi dewasa jika umur yang bertambah ternyata tidak selalu menjaminnya dan kegiatan sex pun kini telah dipandang sebagai aktivitas ‘have fun go mad’ di segala rentang usia?
Teringat beberapa tahun yang lalu ketika masih berusia belasan, saya ingin menjadi seorang dokter atau arsitek. Saya yakin bisa mencapai cita-cita tersebut saat itu. Sampai, saya menyadari bahwa science isn’t my biggest passion dan akhirnya saya memilih menjalani studi ekonomi saat di perguruan tinggi. Sempat belajar psikologi, tapi lagi-lagi saya merasa salah jurusan! Ketika lulus, kedua orang tua menginginkan saya bekerja di bank. Namun entah mengapa, saya kurang tertarik. Sambil menunggu wisuda, saya sadar diri cari kerja. Saya magang di sebuah majalah mode karena saya sangat suka mengamati tren mode dan design. Saat itu, saya masih gak tahu mau jadi apa! Saya suka belajar ekonomi dan bahasa asing, saya sempat memutuskan untuk menjadi seorang diplomat. Disela-sela hari-hari magang pun saya belajar untuk testnya. Sayangnya, cuma lulus sampai tahap ke-3 lantas tak lama kemudian datanglah panggilan kerja sebagai penulis dan pengarah gaya di sebuah majalah mode asal Prancis. And the story begin….. Banyak suka duka dalam perjalanan karir yang satu ini.

So, where are you going? Me??? I am still thinking... (Help!!! Failed & anxiety strucked like a thunder bold, oh no!!) Namun seorang teman pernah berkata "At the end, everything is gonna be okay. If it's not okay then it is not the end."
Lalu, kini saya berpikir kembali mengenai apa yang menjadi pertanda seseorang telah menjadi dewasa? Apa menurut Anda?

Oiya, ngomong-ngomong soal sex, tentu hal ini tidak lepas dari yang namanya nafsu dan cinta. Tapi, tetap saja untuk membedakan mana yang hanya nafsu dan mana yang pakai cinta, masih kerap menjadi tanda tanya besar.
True love takes a lot of trying. Plus sex or not? Well, it’s your choice!
Mengenai hal ini, ada sebuah fakta unik yang saya temukan ketika mencermati gambar manusia vitruvian karya Leonardo Da Vinci. Coba lihat dengan baik, it’s not just a human anatomy in architectural way! Leonardo Da Vinci menggambar SOULMATE!
Here is my analysis:
1 head, 4 arms, 4 legs. The one with the opened legs surrounded by a delicate circle as a symbol for femininity and a man surrounded by a four-side figure square as a symbol for a masculinity. (Do you get it?)
So, according to this remarkable artwork, if you want to have a great sex and feel the great love just find your soulmate! Where? Of course, it’s none of my business! You have to find it yourself and let the destiny find you both. When you find and feel if that person is the one, just don’t let him/her go. If you feel he/she isn’t perfect… well, nobody's perfect! We are just a human who love to make mistake.

Akhirnya, pembicaraan mengenai hidup memang tiada habisnya selama bumi masih berputar dan masih ada manusia.
Ketika masih kecil ingin cepat menjadi dewasa.
Ketika masih SD ingin cepat jadi anak SMA.
Ketika kuliah ingin cepat bekerja.
Namun lucunya, ketika sudah dewasa ternyata selalu ada kerinduan untuk kembali ke masa kanak-kanak dan bertingkah kekanak-kanakkan meski sudah bisa bersikap lebih bijak.
Kalau boleh saya menyarankan, jalanilah hidup yang berkualitas dengan cara banyak bekerja dan berkarya. Meski banyak rintangan, hidup ini indah dan ternyata singkat sebab,,,, tau-tau kini saya sudah dewasa (ah masa sih??)!!
Pertanyaan terakhir :
Apa itu dewasa? Pastinya hal ini bukan hanya menyangkut jumlah umur dan juga pengetahuan tentang sex. Saya yakin, Anda pasti punya jawaban masing-masing tentang apa arti dewasa.
So, are you grown up enough? Can you tell me how does it feel?
Just enjoy your life and have a great day! Vive la vie!
image source :

Senin, 01 Maret 2010

ROUTE OF LOVE



Walking down the crowded road
Seeing people from head to toe
I saw the eyes without sorrow
Staring deeply but freaking me not

Stepping forward and crossing the street
Hearing a man arguing what lies beneath
Traveling around to know what is this
Then setting a plan to begin a new story

Splitting the street form humble birds of noon
Wearing comfort shoes enjoying my rendezvous
Questioning my self when will I say I do
And the answer is on the day when I saw you





Jakarta, 30 November 2009
AYU SAPTARIKA

Rabu, 10 Februari 2010

Just Be (YOURSELF)


"Wah, ini anaknya ya! Sudah besar! Kuliah di mana?"
" Kuliah di UI jurusan kedokteran, tante"
"Wah, hebat! Ngikutin bapaknya dong. Sukses ya!"
"Terimakasih, tante!"


Obrolan seperti ini pasti sering didengar ketika Anda sedang bepergian dengan orang tua dan secara tidak sengaja bertemu dengan relasi mereka yang kebetulan bepergian juga bersama anaknya. Keputusan yang dibuat seseorang untuk mengikuti jejak karir orang tua tentu sah-sah saja. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan bahwa seorang anak memiliki kemampuan serta ketertarikan yang sangat berbeda dengan kedua orang tuanya.

Profesi adalah suatu pilihan jalan hidup yang telah ditakdirkan oleh Sang Maha Esa kepada tiap manusia yang diciptakannya. Profesi boleh dibilang merupakan kata lain dari peran atau lakon yang harus dimainkan oleh seseorang ketika masih hidup di dunia. Peran yang harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab sampai seseorang menutup mata dan kembali kepada-Nya. Singkat kata, jika lari dari takdir maka hanya kegalauan dan rasa penyangkalan yang terjadi di dalam diri alias you can run but you can't hide!

Memilih profesi apa yang akan ditekuni tentu butuh mengenal diri. Mengenal akan talenta yang dimiliki sendiri hingga akhirnya bisa memutuskan mau menjadi apa untuk ditekuni seumur hidup.

Sayangnya, masih banyak diantara kita yang mengalami 'penjajahan' intelektual dan profesi akibat masalah ikut-ikutan. Ikut-ikutan siapa? Ikut-ikutan teman, ikut-ikutan pacar, ikut-ikutan kakek atau nenek, sampai ikut-ikutan orang tua sendiri. Bisa jadi orang tersebut sedang bimbang atau salah penggarahan hingga ikut-ikutan. Namun, terkadang ada juga yang dipaksa karena terminologi tertentu dari orang yang memaksa. Mungkin karena yang memaksa merasa jalan hidupnya benar hingga terbukti bisa dijadikan panutan atau mungkin karena ia adalah seseorang yang kurang menghargai perbedaan serta takut akan perubahan.

Memang, tidak ada salahnya mengikuti langkah karir orang lain apalagi seseorang yang terbukti sukses dibidangnya. Akan tetapi, apa nikmatnya hidup bila tidak bisa menjadi diri sendiri? Saya rasa hanya Anda yang bisa menjawab pertanyaan ini dengan baik.

Bila Anda beropini: "Si A sukses jadi pedagang bunga. Si B berhasil menjadi pengusaha makanan kaleng. Saya ingin seperti dia!" Saran saya, coba tanya kepada si A dan si B, dari mana ia mendapat ide untuk menekuni profesi tersebut. Bisa diperkirakan mereka akan menjawab karena bidang tersebut adalah bidang yang memiliki daya tarik besar bagi mereka. Untuk itulah mereka yang pada awalnya masih "lirik kiri-kanan" kini sudah fokus pada pilihannya.

Fokus adalah kunci utama untuk berhasil dalam menjalani hidup yang penuh dengan tantangan dan kemungkinan. Tidak "lirik kiri-kanan" yang membuat Anda galau dan berkecil hati sebab membandingkan kesuksesan Anda dengan orang lain yang jelas-jelas orang lain tersebut memiliki takdir sendiri! Ingat kata pepatah : Rumput tetangga lebih hijau dari rumput sendiri. Oleh karena itu, jangan kebanyakan melihat rumput tetangga sampai membuat rumput di halaman Anda sendiri menjadi layu, kering dan mati.

Ingin berhasil, tentu harus pernah merasakan gagal. Ingin untung, tentu harus pernah merasakan rugi. Yang penting fokus dengan apa yang diyakini sebagai tujuan Anda dalam menjalani hidup dan satu lagi, jangan mudah menyerah!

Jalani panggilan peran yang memang dengan sadar dirasakan sebagai takdir untuk Anda. Jangan ikut-ikutan karena alasan gengsi semata atau supaya dianggap solider. Untuk urusan profesi, menurut saya ini adalah hak asasi manusia. Tak ada satu pun orang boleh memaksakannya. Meskipun begitu, yang bersangkutan juga tetap harus realistis dalam mencapai cita-cita serta tujuannya.

Tidak ada momen yang lebih indah selain menjadi diri sendiri. Tertawa memang karena ingin tertawa. Bilang tidak karena memang tidak. Memilih A karena memang pilihannya A bukan B. Bila tak ada yang mendukung, santai saja! Menjadi mandiri dan senantiasa memperjuangkan apa yang diinginkan dalam hidup bukanlah hal yang salah! Tapi jangan juga jadi pahlawan kesiangan yang terlalu idealis.

Perlu diingat pula, dunia ini tidak sempurna dan manusia dilahirkan dengan banyak kelemahan. Berbohong, curang , dan licik pasti pernah dijumpai dan dilakukan demi alasan tertentu. Yang penting, jangan kebablasan! Hati-hati jangan sampai jadi tahanan polisi lantas masuk bui! Just play it cool! Terakhir, tentu saja cintai diri Anda apapun kelemahan dan kekurangannya. Jangan malu untuk menjadi diri sendiri dan mempertahankan sesuatu yang Anda yakini.

"They say learning to LOVE YOURSELF is the FIRST STEP that you take when you want to be REAL. Flying on planes to exotic locations WON'T TEACH YOU how you REALLY FEEL. FACE UP to the FACT that you are who you are and NOTHING CAN CHANGE that belief. Just be. " - Tiesto

Just be what?
Just be yourself!
Because that is the best thing to enjoy this beautiful life!


Jakarta, 11 Februari 2010
AYU SAPTARIKA


Image source :http://eaesthete.files.wordpress.com/2009/04/fashion-illustration-3.jpg

Senin, 01 Februari 2010

Mencari Keberuntungan


Seorang teman pernah berkata, “Menjadi seniman itu tidak gampang karena tingkat keberhasilan yang bisa dicapai belum tentu jelas di masa depan. Seniman adalah sebuah profesi yang sangat membutuhkan faktor keberuntungan untuk mencapai kesuksesan karena bakat dan kerja keras saja tidak cukup!”
Jika dipikir-pikir, perkataan teman saya itu ada benarnya. Mengapa? Profesi seniman memang lain dari pada yang lain sebab tidak bisa si seniman itu sendiri yang menyatakan karyanya baik, akan tetapi harus orang lain. Mau bukti?
Jika seseorang memiliki profesi yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan alam, maka benar atau salah dari pekerjaan yang dilakukan dapat diketahui secara rinci sebab ada dasar teori dan perhitungan yang pasti. Itulah sebabnya ilmu ini disebut juga sebagai ilmu eksakta atau ilmu pasti. Lain lagi dengan seseorang yang profesinya berhubungan dengan ilmu pengetahuan sosial, misalnya seorang akuntan atau ahli ekonomi. Transaksi seperti apa yang masuk di sisi debet atau kredit ada dasar teori yang menyatakannya. Bahkan, menghitung Return On Investment (ROI) pun ada rumusnya. Jadi, benar atau salah dapat diperkirakan atas dasar teori serta perhitungan yang jelas meskipun turut dipengaruhi oleh dinamisme kehidupan masyarakat disekitarnya.
Nah, bagaimana kalau menjadi seniman? Misalnya menjadi seorang pelukis, fotografer, penyanyi atau penyair. Boleh dibilang dasar penilaian untuk hasil karya mereka sangat bias karena tergantung dari pendapat dan selera para penonton, pendengar, pembaca hingga pengamat seni ketika sang seniman menunjukkan kebolehannya. Seluruhnya berdasarkan rasa suka atau tidak suka dari orang lain dan menurut saya tak ada satupun alat maupun rumus yang bisa mendefinisikannya dengan tepat dan akurat!
Sebuah karya seni sangat erat kaitannya dengan daya cipta dan rasa manusia atau dengan kata lain, kreativitas.Walaupun kini bidang-bidang pekerjaan yang berhubungan dengan IPA dan IPS sudah banyak metodenya yang digantikan oleh robot atau komputer seiring dengan kemajuan teknologi, kreativitas adalah sesuatu yang sama sekali tidak dapat digantikan oleh mesin sampai kapanpun juga. Selain itu, kreativitas turut berperan penting dalam membuat seseorang, suatu daerah, suatu negara bahkan suatu peradaban menjadi maju dan berkembang karena ada berbagai ide, ciptaan, hingga inovasi baru yang lain dan unik.
Untuk Anda penggemar lukisan, mungkin obrolan seperti ini pernah terjadi dengan rekan yang juga memuja seni.
”Aku kok lebih suka lukisan karya Da Vinci daripada Monet? Kalau kamu gimana?”
”Aku sih lebih suka karya Picasso. Lebih artistik menurutku.”
Kedua pendapat ini tak ada yang salah dan malah keduanya sah-sah saja. Sebuah opini sederhana yang membuktikan bahwa suatu karya seni sangat dipengaruhi oleh selera penikmatnya. Hal ini pula yang membuat lingkungan pekerjaan dari seorang seniman bersifat free competition.
Berbicara mengenai selera, banyak sekali faktor yang melatar belakanginya seperti faktor sosial, budaya, agama, hingga finansial. Bila pernah membaca buku atau mempelajari ilmu pemasaran mengenai perilaku konsumen, ada sebuah penjelasan yang menurut saya cukup menarik. Dikatakan bahwa ada banyak hal yang dapat digali dari persepsi tentang warna. Dari pemilihan warna ternyata dapat diketahui selera hingga keadaan ekonomi seseorang. Oleh karena itu tak heran apabila informasi ini kerap diperhitungkan oleh para produsen dalam memproduksi barang-barang yang diharapkan akan disukai masyarakat luas. Untuk apa? Untuk mendapatkan pemasukan yang ujung-ujungnya mencari keuntungan serta keberuntungan!
Kembali ke kasus seniman, mungkin seseorang yang memiliki bakat seni ini telah berusaha mengasah talenta secara otodidak maupun melalui institusi formal. Kemudian ia mulai ’menjajakan’ karya ke sana ke mari dengan susah payah. Tanpa disangka-sangka, suatu hari seorang pengamat seni kebetulan hadir saat ia mempertunjukkan kebolehan dan menyukai hasil karyanya. Saya rasa Anda dapat menebak kelanjutan ceritanya, bukan? Ya! Karya sang seniman mulai ’laku’ di mana-mana hingga membuatnya menjadi sosok yang dikenal khalayak ramai. Pada momen ’kebetulan’ ini, peran keberuntungan sangat terlihat jelas sehingga seorang seniman berhasil menjadi ’pemenang’ dalam lingkungan free competition tempat ia berjuang hidup. Rekan-rekan kita yang keturunan Tionghoa sering menyebutnya sebagai hoki.
Yang perlu dicermati adalah bahwa keberuntungan atau hoki tidak turun dari langit begitu saja. Keberuntungan harus dicari! Selain itu, keberuntungan 100% milik semua orang. Entah ia seorang bankir, pengacara, penjahit, koki, ahli mekanik ataupun seorang pianis. Entah itu ia dari golongan ekonomi bawah, menengah, hingga atas. Dengan kata lain, semua orang memiliki hak untuk mendapat berkah ini asal rajin bekerja dan percaya bahwa berkah keberuntungan yang diberikan atas restu dari Sang Pencipta ini pasti datang jika dicari.
Menyambut tahun baru Imlek, Anda pasti sudah melihat banyak buku tentang peruntungan di tahun Macan Kayu berjajar rapi di rak bahkan etalase toko buku. Tertarik untuk membacanya? Jujur saja, saya pun tertarik dan telah membaca beberapa lembar mengenai peruntungan saya berdasarkan shio di tahun ini. Namun, yakinlah bila berkah keberuntungan datang dari Tuhan tanpa mengenal batas waktu maupun tahun. Keberuntungan pasti datang pada orang yang mencari, bukan pada orang yang hanya diam dan berpangku tangan. Ingat kata pepatah, di mana ada kemauan di situ ada jalan! Selanjutnya tinggal tanya pada diri sendiri, will you do it or not?
Apapun prediksi atau ramalan yang tertulis di buku tersebut, jadikanlah sebagai penyemangat Anda dalam mencari kesuksesan yang tak lain adalah buah dari ketekunan dalam melalui berbagai cobaan dan rintangan hidup.
Ngomong-ngomong, bagi Anda yang sudah menikah dan merayakan tahun baru Imlek, sudahkah mendata nama keponakan dan sepupu yang akan diberikan ang pao? Jangan sampai ada nama yang terlupa. Yakinlah bila banyak berbagi dengan iklas maka berkah melimpah dengan sendirinya datang menaungi Anda di kemudian hari. Buat Anda yang masih sendiri, jangan ragu untuk datang ke rumah relasi-relasi baru selain keluarga untuk berbagi kebahagiaan di hari spesial ini. Siapa tahu gara-gara Anda mengunjungi mereka, tanpa sengaja malah bertemu dan berkenalan dengan seseorang yang sangat menawan hati alias jodoh. Yah.. namanya juga mencari keberuntungan, apalagi kebetulan perayaan Imlek kali ini bertepatan dengan hari kasih sayang! Tak ada salahnya selalu berharap dan berusaha.

Selamat tahun baru Imlek bagi rekan-rekan yang merayakan.
Percayalah bahwa keberuntungan selalu menyertai Anda kapanpun, dimanapun, dan apapun tahunnya!

Jakarta, 1 Februari 2010
AYU SAPTARIKA

Sabtu, 09 Januari 2010

A Funky New Year Countdown


10 thousand sadness, madness and joy had happened to me
9, why do most people still think if this is the lucky number?
8, well this is my lucky number!
7, sum of the colours of the rainbow that I had dreaming on
6 hundred times I pray to God for giving me a long lasting good luck
5 times a year I got sick heavily because of my complicated life
4 hours a week I spend my time for French course
3 is me and two of my very best friends
2 years I've been working as a writer
1 thing for sure I am looking for a soulmate (do you believe that?)

Birds flying high celebrate their freedom
The rabbit jumping hop hop hop upon the green grass
365 days had passed among a lot of flowers bloom
Left a thousand memory in such a wonderful blast

Sailing to the sea and craving for dive
It's better metting the colourful fishes that just a stupid frog
24 hours is never enough to enjoy the good life
For those who love to hit the club after working like a dog

Dressing up nicely after take a bath with fragrance soap
Expecting a sweet gift, kisses and hugs truly from a dear
The brighter day is come with full of opportunity and hope
Best wishes for you and happy new year!


Jakarta, 5 Januari 2010
AYU SAPTARIKA

Image : http://www.geofflawrence.com

Musical Time: Let's Learning!

Music has been part of my life since I was young, Everyday I wake up with music and also go to bed with music, Just like an a...