Minggu, 12 November 2017

The Trail of Adventurous Pilgrims (Part 1) : Europe 2016


Memutuskan untuk melakukan perjalanan jauh memang mengasyikan. Bagi saya pribadi, aktivitas traveling adalah penting dilakukan untuk membuat pikiran rileks dan mengembalikan semangat. Ada banyak aspek yang harus dipertimbangkan sebelum melakukannya agar sebuah perjalanan berhasil. Mulai dari mempersiapkan budget, passport, visa, pakaian yang sesuai musim, akomodasi hotel yang nyaman, transport, hingga rencana berkeliling termasuk mengunjungi tempat berbelanja yang hits

Dua tahun terakhir ini saya melakukan perjalanan ziarah sekaligus jalan – jalan ke Eropa. Rencana ini memang sudah dibicarakan bersama keluarga sejak tahun 2014. Di tahun 2016, saya melakukan perjalan ke Eropa dan bisa kompak pergi bersama keluarga dengan mengikuti tour.
Cerita perjalanan di 2016 akan dipaparkan pada “The Trail of Adventurous Pilgrims (Part 1)” lalu yang baru – baru ini saya lakukan di tahun 2017 akan diceritakan selanjutnya pada “The Trail of Adventurous Pilgrims (Part 2)”. Sabar ya.. on the making process. Dua kali pergi, saya mempuh rute berbeda meskipun ada beberapa negara yang dikunjungi lagi. Saya akan memulai menceritakan perjalanan yang dilakukan selama 14 hari.

Jakarta – Dubai – Roma, Vatikan (17-18 April 1N flight, 18- 20 April, 2N Roma)
Perjalanan dari Jakarta ke Roma kurang lebih sekitar 13 jam terbang. Jakarta – Dubai ditempuh sekitar 8 jam, lalu Dubai – Roma sekitar 5 jam. Dari Jakarta kami mengambil penerbangan malam, sehingga sampai di Roma pada siang hari. Di Eropa, kami akan berkeliling dengan menyewa bus dan naik kereta. Setibanya di Roma, saya langsung berkunjung ke negara Vatikan yang merupakan salah satu negara terkecil di dunia dengan luas 44 hektar serta jumlah penduduk < 1 juta jiwa. Negara pusat agama Katholik ini dipimpin oleh Paus yang dipilih untuk bertugas seumur hidup. Dahulu, peran Paus tidak hanya untuk religi namun merangkap pemimpin politik dan kepala negara di Eropa.
Paus Fransiskus Menyapa Para Peziarah di Basilika St. Petrus
Saat ini Vatikan dipimpin oleh Paus Fransiskus. Istimewanya, tanggal 8 Desember 2015 sampai 20 November 2016 yang lalu ditetapkan sebagai tahun suci kerahiman Ilahi. Momen spesial ini turut ditandai dengan dibukanya pintu suci “Holly Door” basilika-basilika di Vatikan dan Roma. Adapun pintu basilika tersebut hanya dibuka setiap 25 tahun sekali. Hal itu pula yang menjadi alasan mengapa saya dan keluarga berkunjung ke tempat ini. 

Dua hari di Roma membuat saya dapat mengunjungi beberapa basilika dan juga tempat wisata. Terdapat 4 Basilika utama kepausan, 1 terletak di Vatikan dan 3 lainnya ada di kota Roma. Basilika tersebut adalah: Basilika St. Petrus, Basilika St.Yohanes Lateran, Basilika St. Paulus , dan Basilika St. Maria Maggiore. Setiap Basilika memiliki keistimewaan sendiri, terdapat makam kudus, dan lukisan menakjubkan di dalamnya.  

Basilika St. Petrus dibagun atas perintah Kaisar Konstantin Agung pada tahun 326 AD. Katedral besar ini berluas 23,000m2 dan memiliki lapangan berbentuk lubang kunci. Di bawah altar basilika merupakan tempat Santo Petrus dimakamkan. Di tempat ini pula terdapat patung Pieta karya Michelangelo. Saya datang ke tempat ini dua kali. Siang saat landing dari Jakarta untuk melihat area basilika dan keesokan paginya untuk menghadiri audiensi Paus bersama peziarah dari seluruh dunia.
Halaman Basilika St. Petrus, Roma Dipenuhi Peziarah Seluruh Dunia
Patung Pieta karya Michelangelo di Basilika St. Petrus, Roma
Sekitar 4 km dari Vatikan saya singgah di Basilika St. John Lateran. Basilika keuskupan ini memiliki dekorasi atap keemasan yang memukau dan dihiasi 12 patung murid Isa Almasih. Di seberang basilika terdapat “Scala Sancta” yaitu gereja tangga kudus dimana material kayu pada tangga tersebut diyakini sebagai tangga yang dilewati Yesus saat diadili di hadapan Pontius Pilatus di Yerusalem. Di tangga ini, peziarah harus melalui dengan berlutut hingga ke puncak diiringi doa dan intensi pribadi.

Selanjutnya saya singgah ke Basilika St. Paulus untuk berziarah ke makam Santo Paulus yang berada di bawah altarnya. Di atas makam terdapat mata rantai dalam kotak kaca, rantai itulah yang membelenggu Santo Paulus ketika ditangkap dan akhirnya wafat sebagai martir. Kisah St. Paulus “The Conversion on The Way to Damascus” diabadikan dalam torehan gaya baroque oleh pelukis ternama Italia bernama Carravagio. Apabila ingin melihatnya, lukisan ini terdapat di gereja Santa Maria del Popolo di Roma. Basilika St. Paulus juga dikenal sebagai basilika di luar tembok.
Basilika St. Paulus, Roma
Kembali menyusuri ke dalam tembok kota Roma di wilayah Piaza del Esquilino, saya singgah di Basilika St. Maria Maggiore. Di tempat ini, pengunjung dapat melihat lukisan tentang kisah hidup Bunda Maria bersama Putranya. Basilika St. Maria Maggiore juga dinobatkan sebagai salah satu situs bersejarah dunia oleh UNESCO. Di Roma terdapat tembok sepanjang 19 meter bernama “Aurelian Wall” yang dibangun saat kekaisaran Aurelian (270 - 275 AD). Beberapa monumen besar di kota ini turut terintegrasi langsung dengan struktur tembok, seperti Castel Saint Angelo, Piramid kuno bergaya Mesir bernama Caius Cestius yang merupakan makam bangsawan, dan Bendungan Aqua Claudia yang memasok air untuk warga. Dari situ, kunjungi pula teater Colloseum yang legendaris dan Monumen Vittorio Emanuele yang berhias kobaran api abadi.
Colloseum, Roma

Terakhir, jangan lupa ke Air Mancur Trevi untuk melempar koin Euro dengan cara membelakanginya. Make a wish, mudah – mudahan bisa segera kembali lagi ke Roma sebab tak cukup menyusurinya dalam 2 hari saja!
Air Mancur Trevi, Roma
Roma – Verona (21 April, 1N Verona)
Setelah singgah di Roma, keesokan harinya saya dan rombongan road trip ke kota Verona di Italia utara. Kota berbenteng ini tidak besar namun banyak bangunan cantik di dalamnya. Tiga mahakarya drama dari penulis Shakespeare yang dikisahkan dengan latar kota Verona, yaitu Romeo and Juliette, The Two Gentlemen of Verona, dan The Taming of the Shrew. Di sini juga terdapat Arena Verona yang merupakan bangunan teater seperti Colloseum di Roma. Saya menyusuri Piazza Delle Erbe yang dipenuhi cafeteria dan pertokoan. Kerajinan sulaman menjadi salah satu souvenir dari Verona. Semakin malam, kota ini makin terlihat indah dan romantis. Pantas bila dinobatkan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO.  
Kota Romeo & Juliet ,Verona - Italy
Penulis Saat Berkeliling di Verona
Verona – Oberammergau, Jerman  - Austria (21 - 22 April, 1N Austria)
Pagi hari dari Verona, saya lanjutkan berkendara ke wilayah Oberammergau yang terletak di selatan Jerman melalui Innsbruck, Austria. Kota kecil di pegunungan ini terkenal dengan pentas kisah sengsara Yesus “Oberammergau Passion Play” yang dimainkan secara masal. Awalnya, drama tersebut dimainkan sebagai permohonan kesembuhan pada Ilahi saat penghuni kota terserang wabah penyakit tahun 1634. Pada waktu setelah pentas dimainkan, berkah pun terjadi. Banyak penduduk yang sembuh dari wabah tersebut. Hingga kini, pentas tetap dimainkan setiap tahun yang berakhiran 0 (nol) sebagai bentuk ucapan syukur warga.
Pemandangan pegunungan saat menuju ke Oberammergau
Oberammergau juga terkenal dengan kerajinan tangan berupa boneka, perkakas, hingga dekorasi dari kayu buatan tangan yang dipahat sangat halus. Rumah – rumah di sini juga dilukis dengan cara yang unik. Perihal makanan? Jangan ditanya, Jerman memang jago untuk sajian daging panggang, roti lapis, sosis, dan juga beer. Lezat sekali. Cheers! Dari Oberammergau saya kembali ke Innsbruck dan bermalam di sana untuk beristirahat.
Rumah dengan Dinding Berlukis Khas Oberammergau
Austria – Milan (23 April, 1N Milan)
Pagi hari kami lanjutkan perjanan ke Milan alias kembali ke Italia. Sambil jalan dari Innsbruck, kami melewati daerah Watten, Austria dimana terdapat Swarovski Kristallwelten alias Swarovski Crystal World Museum. Tidak hanya museum yang ada di sini namun juga tempat belanja aneka produk berhias Kristal Swarovski. Taman di luar ruangan berhias air mancur bermata kristal. Di dalam ruanganpun segalanya indah. Mulai dari dekorasi atap, lantai, dan produk yang dijual serba gemerlap. Produk dengan nuansa kilau warna – warni yang playful hingga Kristal bernuansa kilau yang anggun semuanya ada di sini. You can’t get away from it! Too beautiful not to be owned…  
Swarovski Kristallwelten, Austria
Setelah puas berbelanja, kami lanjutkan perjalanan menuju Milan. Perjalanan cukup jauh hampir 8 jam dan sayangnya sampai di Milan sudah sore sebab bus kami sempat nyasar. Meskipun begitu, saya sempat mengunjungi Katedral Duomo dengan kemegahannya yang ikonik meski sebentar. Selain itu, di sebelah katedral ini terdapat pusat perbelanjaan yakni Galleria Vittorio Emanuele II yang megah. Italia terkenal sebagai salah satu kota mode yang punya produk kerajinan kulit dengan desain memukau disertai material berkualitas. Brand luxury Italia banyak terdapat gerainya di sini, sebut saja Salvatore Ferragamo, Etro, Fendi, Alberta Ferretti, Dolce Gabbana, Prada, Missoni, Bric’s Luggage, dan lain – lain. Oiya, harap berhati - hati menjaga tas, pasport, dan dompet, sebab kawasan ini sangat ramai. Happy shop ‘til you drop...

Saya singgah di Milan satu malam dan menginap di hotel yang terletak di pinggir kota supaya mudah untuk akses ke jalan tol keesokan paginya, melanjutkan melancong ke kotaTurin.
Duomo Cathedral, Milan - Italy
Milan – Turin – Monaco - Nice  (24 - 25 April, 1N Nice)
Penggemar sepak bola pasti tidak asing dengan kota Turin. Kota ini merupakan markas club sepak bola Juventus. Kalau ingat Juventus, maka saya teringat pemain bola bernama Alessandro Del Pierro dan Filippo Inzaghi yang tidak hanya jago di lapangan tapi juga berwajah tampan pada masanya. 
Di kota ini saya mengunjungi stadion Juventus yang megah dan pastinya tak lupa saya abadikan. Selain stadion bola, saya turut berkunjung ke Katedral Santo Yohanes Pembabtis (San Giovanni Battista) tempat kain kafan yang diyakini miliki Isa Almasih disimpan. Saya pernah melihat replikanya di Indonesia, tak menyangka akhirnya bisa berkunjung ke tempat aslinya disimpan.
 
Kota yang juga disebut Torino ini memiliki banyak industri. Markas industri otomotif merek FIAT dan juga pusat produk coklat yang sangat lezat ada di sini. Sedikit sharing, saya bukan penggemar makanan yang terlalu manis. Namun, entah mengapa saya jatuh hati dengan produk cokelat Italia. Rasa cokelatnya mantap meskipun bukan kategori dark chocolate racikannya tidak terlalu manis. There’s a slight bitter taste which in my opinion that makes Italian chocolate taste very sophisticated, like no others. Bravo!
Stadion Juventus, Turin - Italy
Lewat setengah hari di Turin, saya lanjutkan perjalanan ke Monaco. Perjalanan menuju Monaco sungguh indah sebab lokasinya di perbatasan laut Mediterania dan negara ini terletak di dataran tinggi. Saya hanya singgah sebentar tepatnya di Monte Carlo untuk menikmati pemandangan alam. Monaco termasuk salah satu negara terkecil di dunia dengan bendera yang sama seperti Indonesia, yaitu merah putih. Meskipun begitu, negara ini punya segudang daya tarik melalui kegiatan oleh para insan kelas tinggi. Suasananya tidak seperti kota penuh hiruk – pikuk. Tempatnya tenang dengan pemandangan laut biru yang indah, udara sejuk bermatahari cerah dengan jejeran bisnis produk/jasa tourisme berkualitas.  

Negara ini sering menjadi host pertandingan F1 yang dikenal dengan F1 Monaco Grand Prix, pameran automotif bergengsi, bisnis casino eksklusif, jasa hotel dan resort terbaik se-Eropa, wisata pelayaran serta boat show. Jangan heran bila ada banyak Yacht berlabuh di sini sebab Monte Carlo merupakan tempat singgah dan liburan super high end. Pemandangan menakjubkan dengan aneka ragam servis mewah lainnya membuat Monaco menjadi destinasi wisata para insan berkocek tebal alias jutawan, pengusaha, dan aktor/ akrtis papan atas. Struktur wilayahnya yang bertebing di tepi laut kerap menjadikan Monaco sebagai pilihan lokasi shooting film dan pembuatan karya photography.
The Fabulous Monte Carlo, Monaco
Senja dari Monte Carlo, saya lanjutkan perjalanan untuk beristirahat malam di Nice yang berada di area French Riviera alias daerah Prancis Selatan. Daerah ini merupakan daerah wisata pantai. Berharap sekali suatu saat dapat berkunjung lagi dengan durasi yang lebih lama untuk bersantai, wisata kuliner, dan menikmati pemandangan alamnya yang super sensasional.
Penulis di Monte Carlo, Monaco
Nice – Cannes -  Lourdes (26 - 28 April, 2N Lourdes)
Pagi harinya, saya dan rombongan tour melanjutkan perjalanan ke Lourdes. Kami melewati daerah Cannes yang terkenal sebagai tempat para insan perfilman melakukan festival layar lebar. Struktur wilayahnya masih serupa dengan negara Monaco dan daerah Nice sebab masih dalam garis pantai yang sama. Wilayah Cannes tepatnya di Grasse juga terkenal dengan adanya perusahaan pembuat bahan dasar wewangian. Berbagai produk parfum keluaran rumah mode ternama bekerjasama dengan produsen wewangian di sini. Salah satu tempat yang saya hampiri adalah rumah produksi wewangian Galimard yang telah menjalankan bisnis wewangian sejak tahun 1741. Tentu saja saya tak lupa untuk belanja beberapa produk perawatan di sini seperti parfum, sabun, body lotion, scrub, dan lain sebagainya.

Selesai dari Cannes lalu sampailah saya di Lourdes. Kota ini dikenal sebagai lokasi penampakan Bunda Maria kepada Santa Bernadette dan terdapat mata air suci. Lourdes terletak di kaki gunung Pyrenne sehingga iklimnya cukup dingin, rata –rata suhu setiap hari adalah di bawah 5°C. Terdapat katedral megah dengan lapangan luas untuk melakukan prosesi malam hari bersama jutaan peziarah sambil melantunkan doa rosario serta menyalakan lilin. Hari saat kami sampai, malam harinya saya langsung mengikuti acara prosesi yang agung. Sungguh indah bisa bersyukur bersama para peziarah dari seluruh dunia dalam berbagai bahasa. Sangat syahdu dan tak terlupakan!
Hari ke-2 kami isi dengan misa bersama pagi hari, mandi air Lourdes, jalan salib, acara doa pribadi, dan tentu saja berkeliling komplek wisata Lourdes serta berbelanja aneka souvenir menarik.
Lourdes, Prancis
Keesokan paginya pada hari ke-3, kami lanjutkan perjalanan menuju Paris. Dari Lourdes ke Paris saya tempuh dengan naik kereta cepat TGV selama 4 jam 47 menit. Perlu diperhatikan agar koper tidak terlalu berat sehingga mampu angkat sendiri. Meskipun naik kereta, proses cek bagasi cukup ketat seperti naik pesawat terbang antar Eropa. Terlebih, setelah selesai security check penumpang harus berjalan cukup panjang mencari gerbong yang menjadi tempat duduknya. Kalau koper yang kita bawa sangat berat maka akan cukup melelahkan.
Stasiun TGV Lourdes
Paris (28 – 30 April, 2N Paris)
Paris Je t’aime! Pesona kota Paris sebagai salah satu kota mode tidak pernah padam. Seperti kota Roma yang dihiasi jutaan karya seniman dan air mancur pada tiap sudutnya, Parisian punya cita rasa sendiri dalam menghias tempat tinggalnya serta cara berpakaian yang khas. Sentuhan artistik, klasik, dan vintage membuat kota ini terlihat menawan saat diabadikan kamera. Terlebih, bila malam saat lampu – lampu jalanan mulai menyala dan lampu pada Menara Eiffel terlihat terang. Unforgettable!
Gaya Bangunan Tua Kota Paris yang Dilestarikan
Hari pertama datang, saya mengelilingi kota Paris mulai dari Arc de Triomphe yang berarti lengkung kemenangan, Champs – Élysée, lalu lanjut ke La Place de La Concorde yakni kawasan alun – alun kota. Di alun - alun kota terdapat obelisk dan permainan kincir raksasa. Tak jauh dari alun  - alun, terlihat Hotel Crillon yang legendaris merupakan salah satu hotel termewah di Paris dengan layanan akomodasi dan spa kelas wahid.
Penulis di depan Arc de Triomphe, Paris
Dari alun – alun kota, saya melewati Jardin des Tuileries lantas singgah sejenak ke Musée du Louvre. Museum yang menjadi tempat shooting film “The Da Vinci Code” yang dibintangi oleh Tom Hanks ini memang menawan dengan piramid kaca ikonik di muka halaman. Menikmati isi Museum Louvre tidak cukup satu hari. Perlu meluangkan waktu beberapa hari untuk menikmati keindahan isi museum sebab areanya sangat luas.
Piramid Museum Louvre, Paris
Hari ke-2 di Paris, pagi hari diawali dengan naik ke Menara Eiffel agar terhindar antrian panjang. Menara besi yang menjadi ikon kota dibangun tahun 1889. Strukturnya dirancang oleh Gustav Eiffel berdasarkan hitungan matematika yang diramu dengan sentuhan estetika. Saat saya berada di sini udaranya sedang sangat dingin, sungguh terasa di ketinggian saat angin bertiup. Meski sudah masuk musim semi suhu udara masih sekitar 5-7°C. Dari atas menara, terlihat Paris dengan tata kota yang unik. Paris dilalui oleh sungai Seine dan ada 37 buah jembatan di sepanjang sungai ini untuk memudahkan akses Parisian berkeliling kota.
Pemandangan kota Paris dari atas Menara Eiffel
Menara Eiffel, Paris
Setelah menara Eiffel, saya lanjut mengunjungi Chapelle de Notre-Dame de La Médaille Miraculeuse yang terletak di Rue du Bac. Dalam Bahasa Indonesia kapel ini disebut Kapel Medali Wasiat. Tempat ini merupakan lokasi penampakan Bunda Maria kepada Santa Catarina Labouré. Penglihatan Santa Catarina mengenai pesan Bunda Maria diterjemahkan dalam rupa sebuah medali. Kini medali tersebut dipakai oleh banyak umat Katolik sedunia sebagai simbol karunia berlimpah. Tahun 1876 Santa Catarina wafat, jasadnya yang tidak rusak disemayamkan di dekat altar di kapel ini.
Kapel Medali Wasiat, Rue du Bac - Paris
Selesai mengunjungi dan berdoa di kapel, saya berjalan – jalan di sepanjang Rue du Bac yang tenyata banyak boutique fashion cantik di sekelilingnya. Tak jauh dari kapel terdapat pusat perbelanjaan “Bon Marche” yang areanya luas sampai ke Rue de Sévres. “Bon Marche” menyuguhkan koleksi terbaru beragam pakaian, sepatu, tas, kosmetik, dan aksesori keluaran rumah mode papan atas Prancis. Suasana toko didesain nyaman seperti di rumah bertingkat berisi gerai desainer menawan, seperti Christian Dior, Chanel, Isabel Marant, Louis Vuitton, Maison Kitsune, dan sebagainya. Selain di tempat ini, pusat perbelanjaan lainnya yang juga menarik untuk dikunjungi adalah Galeries Lafayette yang terletak di daerah Paris Montparnasse.

Setelah puas berbelanja, sorenya saya dan keluarga naik kereta Thalis dari Gare du Nord untuk melanjutkan perjalanan ke Rotterdam, negeri Belanda dengan durasi sekitar 2 jam 37menit. Di titik ini, saya dan keluarga pisah dengan rombongan untuk terlebih dahulu ke Belanda. Kami akan bertemu rombongan lagi saat akan pulang ke tanah air dari Lapangan Udara Schipol Amsterdam.  


Paris – Belanda (30 April – 2 May, 3N Belanda)
Hore! Akhirnya sampailah saya dan keluarga di Belanda, tepatnya kami masuk negara ini dari stasiun kota Rotterdam. Bila dibandingkan dengan kota - kota lain yang ada di Belanda, Rotterdam merupakan wilayah urban yang penuh bangunan modern. Di sini juga terdapat banyak Universitas ternama yang menerima mahasiswa internasional dengan bahasa pengantar Bahasa Inggris. 
Senja di Kota Rotterdam, Belanda
Boleh dibilang persinggahan ini sekaligus acara pulang kampung. Di negara ini kami tidak tinggal di hotel, namun tinggal di rumah keluarga di wilayah Giessenburg. Senang sekali rasanya bisa berjumpa dengan sanak saudara yang ada di negeri kincir angin. Kebetulan keluarga saya ada yang warga negara Belanda. Dahulu, opa, oma dan keluarga ayah tinggal di kota Purwokerto, Jawa Tengah. Biarpun kini kami terpisah jauh, tapi kami cinta Indonesia. Makanan Indonesia yang lezat, budaya beragam, dan destinasi wisata yang punya ciri masing – masing dari Sabang sampai Merauke tiada duanya. Om dan tante beserta saudara sepupu yang di sanapun sering main ke Indonesia untuk berwisata, bernostalgia, dan diving. Indonesia is one of the best place to dive! Begitu kata mereka.
Kincir Angin di Sub-Urban Area, Giessenburg - Belanda
Karena momentnya sedang musim semi, maka keesokan paginya kami berekreasi ke taman Bunga Keukenhof yang berada di daerah Lisse. Tamannya sungguh luas dengan aneka bunga yang disusun berlapis berdasarkan warna maupun dibentuk dengan komposisi warna - warni. Wow, sungguh menyegarkan mata! Flora yang ada di sini mayoritas adalah jenis tanaman negara empat musim seperti tulip. Tanaman dari negara tropis juga ada di sini seperti koleksi bunga Anggrek biru. Bila ditelusuri sampai jauh, di tempat ini pengunjung dapat menghabiskan waktu sekitar 3jam.
Taman Bunga Keukenhof, Lisse - Belanda
Selesai rekreasi di taman, kami melanjutkan perjalanan ke Amsterdam untuk aktivitas “Canal Cruise” keliling kota. Selesai berkeliling hari sudah mulai sore, kami mengunjungi pusat perbelanjaan “De Bijenkorf” untuk mencari oleh – oleh. Perlu diketahui, pertokoan di Eropa tutup jam8 malam. Tidak seperti di Indonesia yang buka sampai jam 10 malam atau bahkan sampai pagi karena acara midnight sale. Jadi, pastikan untuk mengatur waktu cukup bila ingin mencari barang – barang tertentu di pusat perbelanjaan Eropa.
Amsterdam Canal Cruise Berlatar Bangunan Khas Belanda
 
Pusat Perbelanjaan De Bijenkorf, Amsterdam - Belanda
Hari berikutnya saya berkunjung ke Delft. Kebetulan, saudara saya masih kuliah teknik di sini. Jadi sambil jemput dia setelah kuliah, sekalian kita makan siang dan berkeliling bersama. Saat di area kampus, saya melihat ada banyak kios dan restoran yang menjual makanan Indonesia. Mahasiswa internasional juga terllihat cukup banyak. Di sini, orang – orang berkeliling dengan cara naik sepeda dan naik tram. Sepeda memiliki lajur sendiri sehingga tidak mengganggu pengendara mobil. 

Banyak raja Belanda dimakamkan di kota Delft. Saya berkeliling mulai dari area kampus menuju ke pusat kota, lalu ke Delft City Hall, lanjut melihat gereja tua. Setelah itu, saya mengunjungi Central Square of Delft yang di sebelah – kiri kanan terdapat banyak kios souvenir. Kerajinan khas dari kota ini adalah kerajinan porselen yang dilukis dengan cat biru dengan sebutan “Delft Blue”. Jangan lupa beli untuk kenang – kenangan di tanah air. 
Salah Satu Katedral Tempat Makam Raja, Delft - Belanda
Selesai dari Delft, kami kembali ke Rotterdam untuk bersantai makan bersama dan mencari oleh – oleh di pusat perbelanjaan Rotterdam. Saya menyusuri area Koopgoot, Coolsingel dimana terdapat toko pakaian high street seperti Zara, H&M, Mango, "De Bijenkorf" Department Store, dan lain – lain. Setelah puas berkeliling, sore hari ditutup dengan bersantai minum kopi di area Nieuwe Binnenweg yang sepanjang jalannya dipenuhi berbagai toko kue, cokelat, kedai kopi, dan butik desainer lokal. Hmm.. heerlijk!

Malam harinya adalah waktunya packing. Sebab besok pagi saya dan keluarga akan kembali ke Indonesia. Tak terasa sudah hari ke-12, perjalanan kami yang penuh kesan pun selesai. Waktu perjalanan yang akan kami tempuh ke tanah air lebih lama, sebab letak negara Belanda lebih jauh daripada kota Roma. Rute terbang adalah Belanda – Dubai (transit sejenak) lalu disambung lagi penerbangan Dubai - Jakarta. Dengan ini, selesailah sudah perjalanan saya ke Eropa di tahun 2016.

Nantikan kisah pejalanan ke Eropa saya selanjutnya. 
Bye – bye and see you again!


Penulis : Ayu Saptarika, Nov 2017
Foto : Semua Koleksi Pribadi Penulis

Musical Time: Let's Learning!

Music has been part of my life since I was young, Everyday I wake up with music and also go to bed with music, Just like an a...