Rabu, 26 Desember 2018

Mengalahkan Rasa Takut di Wayag

Wayag, Raja Ampat. Sumber: Dok. Pribadi
Tak hanya menarik untuk menyelam, di Raja Ampat Anda bisa bertualang penuh kesan dengan beragam aktivitas. Di laut atau di darat, everything is here!

Berkunjung ke Teluk Kabui yang penuh tebing karst menyerupai film Avatar bisa dilakukan sambil melihat Batu Pensil dan Batu Wajah yang ikonik. Mendaki bukit bisa dilakukan di pulau Piaynemo dengan pemandangan hamparan Bukit Bintang lalu menjelajah hidden bay pulau Sasukarures. Suka tantangan? Bersiaplah memacu adrenalin dengan memanjat bukit karang di pulau Wayag!

Menginap di Doberai Private Island membuat saya lebih mudah mejelajah Raja Ampat sebab letaknya strategis di pulau Urai. Selain pantai pulau Urai juga sangat indah, di tempat ini juga menawarkan beragam fasilitas yang membuat nyaman seperti penginapan Deluxe Resort ber-AC, Eco Resort yang alami, sewa kapal, hingga booking pemandu serta sewa alat menyelam.

Bangun pagi dari Deluxe Resort, pulau Urai tempat menginap, saya bisa langsung melihat pantai lantas menikmati udaranya yang segar. Suara deburan ombak laut sangat membuat rileks dan tentu hal ini yang saya cari saat berlibur. Tenang, damai bebas gangguan ditambah signal telepon seluler yang nyaris tiada membantu menjauhkan saya dari pekerjaan.

Penulis di Pantai Pulau Urai. Sumber: Dok. Pribadi
Batu Pensil di Teluk Kabui Difoto dengan Drone. Sumber: Dok. Pribadi
Pulau Piaynemo Difoto dengan Drone. Sumber: Dok. Pribadi
Penulis di Piaynemo. Sumber: Dok Pribadi
No Matter How Far I Go, Indonesia is Always in My Heart. 
Penulis di Pantai tersembunyi Pulau Sasukarures. Sumber: Dok. Pribadi
Lanjut, Pulau Wayag merupakan salah satu ikon wisata di Raja Ampat yang merupakan perbukitan karang. Tempat ini berjarak cukup jauh dari pulau Urai, tempat saya menginap. Sekitar 3-4 jam perjalanan ditempuh dengan speedboat hingga melewati laut Halmahera.

Kegiatan lain yang bisa dilakukan selain memanjat bukit karang, yaitu: snorkeling, bermain dan memberi makan ikan hiu, dan mengunjungi kampung nelayan Selpele.
Penulis Saat Berlayar Menuju Wayag. Let's sail away! Sumber: Dok. Pribadi
Pada artikel ini saya akan menceritakan serunya mengalahkan rasa takut di Wayag. Petualangan dimulai dari tantangan memanjat bukit karang lalu bermain dan memberi makan ikan hiu. 

Terdapat dua puncak Wayag, yaitu bukit karang berketinggian 80 meter dan 100 meter. Pada saat saya berkunjung, bukit berketinggian 100 meter sedang penuh dikunjungi turis. Akhirnya, saya dan rekan-rekan memutuskan untuk memanjat bukit berketinggian 80 meter.

Area panjat terjal dengan kemiringan nyaris 90 derajat. Sempat bertanya-tanya apakah saya mampu mencapai puncaknya atau tidak. Namun demikian, saya hilangkan keraguan dan mencoba menaklukan rasa takut itu. Testimoni pengunjung yang telah mencapai puncak mengatakan pemandangannya indah sekali. You never know until you try. So, I try!
Langkah Pertama Naik Tangga. Selanjutnya Memanjat Sampai Puncak. Are You Ready?
Sumber: Dok. Pribadi
Bila hendak kemari, Anda dapat mengikuti persiapan berikut. Pertama, siapkan fisik dan menta agar memanjat dengan kondisi sehat. Kedua, pakai perlengkapan ini: topi, kacamata hitam, dan krim tabir surya sebab suhu udara panas terik. Baju berlengan panjang atau jaket tipis juga bisa dikenakan. 

Ketiga, pakailah sepatu dan celana panjang agar kaki nyaman melangkah dan tidak luka terkena karang tajam. Keempat, pakai sarung tangan sebab bukitnya curam hingga membutuhkan bantuan tangan untuk meraih karang sebagai pegangan. Kelima, memanjat dengan posisi tubuh seperti merayap saat naik maupun turun bukit.

Perjalanan ke puncak Wayag membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Setiap rombongan pemanjat ditemani pemandu lokal. Pemandu ini membantu membawakan tas dan barang pengunjung serta mengawasi jalur panjat. Jalur yang sempit dan curam membuat pengunjung yang ingin naik atau turun harus bergantian agar tidak terjatuh. 

Yang membuat saya takjub adalah para pemandu lokal di sini mendaki tanpa sarung tangan dan sepatu. Pemandu bisa memanjat sanagt cepat hingga tiba di puncak lebih dulu. Seolah-olah kaki mereka tidak sakit saat menginjak batu karang tajam. Luar biasa!
Penulis Memanjat di Wayag. Sumber: Dok. Pribadi
Biarpun Panas Tapi Tetap Semangat! Sumber: Dok. Pribadi
Tiba di puncak Wayag, rasanya senang sekali. Tantangan memanjat bukit karang berhasil ditaklukan. Dari puncak, ada dua sisi pemandangan. Yang satu adalah panorama bukit-bukit karang kehitaman meyembul di antara laut biru. Yang satu lagi pemandangan pulau-pulau hijau. Cukup unik, meskipun panas menyengat tetap banyak tanaman hijau tumbuh di sini. 

Berfoto di puncak adalah wajib setelah bersusah-payah memanjat. Area puncak tidak luas sehingga harus hati-hati melangkah. Waktu yang diberikan untuk menikmati pemandangan dari sini tidak lama karena harus bergantian dengan pengunjung lain.
Eksotika Wayag Difoto Dengan Drone. Wonderful Indonesia! Sumber: Dok. Pribadi

Hore! Saya Sampai di Puncak Wayag. Love Indonesia! Sumber: Dok. Pribadi
Penulis Di Puncak Wayag Bersama Guide. Sumber: Dok. Pribadi
Di Puncak Wayag Berlatar Kepulauan Hijau. Sumber: Dok. Pribadi
Tantangan berikutnya menuruni bukit karang. Bagi yang agak takut ketinggian dapat menuruni bukit dengan posisi badan menghadap bebatuan agar tak langsung melihat ke bawah. Selain itu, posisi badan seperti ini membuat mudah melangkah memilih bebatuan yang mantap diinjak. 

Selesai menuruni bukit, saya dan rekan-rekan beralih ke wilayah pantai yang bening dan landai. Di sepanjang pantai terdapat ikan-ikan hiu yang berenang hilir mudik. Agenda saya di sini adalah memberi makan ikan hiu dan bermain bersama mereka. Awalnya, saya ragu apakah berani melakukannya mengingat ikan hiu adalah hewan buas. 

Makanan hiu yang berupa ikan-ikan mati telah disiapkan. Umpan ini dibuang di pantai agar hiu-hiu datang menghampiri. Jenis hiu di sini adalah hiu karang (black tip shark) yang tergolong fauna langka. Ciri utamanya adalah memiliki tanda hitam di sirip punggung dan ekornya.
Hiu Karang di Pantai Wayag. Sumber: Dok. Pribadi
Adalah pengalaman yang tak terlupakan saat saya mulai membuang umpan di pantai lantas hiu karang satu per satu datang menghampiri. Hiu-hiu ini ternyata tidak menyerang manusia, hewan eksotik ini hanya mengejar makanan kesukaannya yaitu ikan.
Not All Savage Things in The World Are Bad. Let's Play With Sharks! Sumber: Dok. Pribadi
Me with Big Mama Shark! Sumber: Dok. Pribadi
Ternyata tidak semua hal liar di dunia ini adalah buruk. Bila memahami bagaimana cara menanganinya maka segala suatu akan berjalan baik dan menyenangkan. Seperti bukit karang tajam yang saya pikir mustahil dipanjat ternyata saya mampu sampai di puncak. Hiu-hiu Wayag yang awalnya saya kira menyeramkan ternyata bersahabat. 

Menjelang akhir tahun 2018 ini, turut saya ucapkan selamat natal bagi yang merayakan dan selamat tahun baru 2019 untuk para pembaca. Seperti telah diketahui tahun 2019 adalah tahun politik, saya harap kita tetap positif memelihara kesatuan NKRI dalam sikap maupun tulisan. Semoga tahun 2019 menjadi tahun yang penuh visi misi dan bebas rasa takut untuk memilih bagi kita semua. 
Bermain Bersama Ikan Hiu Difoto Dengan Drone. Sumber: Dok. Pribadi
So, mungkin suatu hari nanti Anda mau mencoba mengalahkan rasa takut di Pulau Wayag? Try it and find yourself conquer all that fear! 

Kemanapun Anda pergi, saya ucapkan selamat berlibur menikmati akhir tahun 2018. Bon voyage!




Catatan:
Artikel dengan foto-foto perjalanan penulis selengkapnya dapat dilihat pada blog Kompasiana: https://www.kompasiana.com/aytravel

Artikel ini merupakan Trilogy Travel Story penulis saat menjelajah Raja Ampat, Papua Barat. Jangan lupa baca artikel lainnya ya! =)

Suka dengan artikel ini? Silahkan bagikan ke teman yang suka jalan-jalan.

Ikuti Instagram penulis di: @ayuliqui

Free Your Mind and Be Happy Because Passion Never Let You Down!
Follow My Instagram: @ayuliqui. Thanks for Reading! xoxo


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Musical Time: Let's Learning!

Music has been part of my life since I was young, Everyday I wake up with music and also go to bed with music, Just like an a...