Minggu, 29 November 2009

Walking Back On Track


Kata orang, jodoh akan datang sendiri jika seseorang sudah siap lahir batin. Siap dengan definisi bahwa sudah 'berjalan' di jalur kehidupan yang memang diciptakan untuknya. Jalur itu sudah terlukis di telapak tangan ketika seseorang dilahirkan. Akan tetapi seiring perjalanan kehidupan, banyak godaan dan cobaan yang membuat seseorang hilang dan tersesat.

Tentu Anda pernah mengalami masa puber ketika remaja. Menurut para ahli kejiwaan, masa tersebut adalah momen transisi di mana seorang anak tengah mencari jati diri.
Aku ini siapa ya?
Aku ini minatnya apa?
Aku ini mau jadi apa?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut mungkin sering dilontarkan kepada diri sendiri ketika remaja. Namun, bagi rekan-rekan yang sempat 'tersesat', tidak menutup kemungkinan bahwa momen ini akan terulang kembali.
Pepatah malu bertanya sesat di jalan memang terbukti benar dan tak terkecuali dalam pencarian jalan hidup. Momen transisi bisa terjadi lagi saat seseorang mulai menghadapi kehidupan nyata. Sebuah realita yang di dalamnya terdapat aneka bentuk kebaikan maupun kekejaman. Ya, pertanyaan-pertanyaan di atas kembali dilantunkan pada diri sendiri. Saran saya, jangan lagi bertanya atau minta pendapat orang lain. Tanyakan hanya pada diri sendiri sampai mendapat jawaban yang memuaskan!

Langkah kaki Anda dengan saudara, teman, keluarga dan rekan-rekan lainnya mungkin terlihat hampir sama secara fisik. Akan tetapi mengenai jalan dan jalur tempat kaki dilangkahkan dijamin tidak ada satupun yang sama meskipun seseorang memiliki saudara kembar.
Apa yang terjadi jika Anda ingin berada di jalur yang sama dengan orang lain atau entah bagaimana ada orang lain yang menginginkan Anda berjalan di jalur yang bukan diyakini? Jawabannya adalah sebuah penyangkalan diri. Anda akan menjadi 'orang lain' yang pada akhirnya merasa sangat asing dan hilang dengan diri sendiri.

Seorang aktor dan aktris teater atau televisi yang biasa bersandiwara pasti memiliki waktu beristirahat. Walau istirahat hanya 1 jam untuk makan, namun momen ini turut dimanfaatkan untuk melepas rindu untuk menjadi diri sendiri setelah lelah berperan sebagai orang lain. Bayangkan jika dalam kehidupan nyata, Anda hidup selama 24 jam dengan berpura-pura. Anda pasti akan frustasi dan hei, awas hati-hati jangan sampai berakhir di sanatorium atau malah bunuh diri! Berpikirlah yang realistis, jangan terus berkhayal. Mempunyai mimpi dan cita-cita tinggi tidaklah salah, tapi realita adalah hal utama yang harus dihadapi.

Tak ada kata terlambat untuk menyadari sesuatu yang salah dalam hidup. Tidak ada kata terlambat untuk bertekad agar tak tersesat lagi. Menyadari di mana 'salah belok' dalam jalur kehidupan memang bukan hal yang gampang. Akan tetapi menyadarinya adalah awal dari sebuah perjalanan baru yang nantinya dihiasi oleh lampu-lampu terang. Siapa tahu, di ujung jalan bertemu dengan kesuksesan. Saya rasa, siapapun pasti tidak akan menolaknya.

Bila pikiran tenang, hatipun ikut tenang dan penyakitpun jarang 'hinggap' di tubuh. Dengan begitu, kaki akan tahu kemana harus melangkah. Tangan akan tahu apa saja yang harus dikerjakan. Namun jangan lupa, bersiap selalu untuk hal-hal tak terduga yang bisa terjadi diluar kuasa Anda. Sehingga, ketika rencana kurang berjalan lancar, kecewa yang dirasa tidak menusuk hingga 'melumpuhkan'.
Selanjutnya bersiaplah, mungkin Anda akan menjumpai seseorang yang ditunggu-tunggu. Lihat saja, sebentuk cincin akan menghiasi jari manis dengan segera!

Don't cry too long when you are lost. Don't let the fire of sadness and dissapointment burn your mind and soul. Wake up and never give up to find your perfect path in life. God bless you!


2 komentar:

Musical Time: Let's Learning!

Music has been part of my life since I was young, Everyday I wake up with music and also go to bed with music, Just like an a...