Senin, 12 September 2011

The End That Never End



Bepergian.
Semua orang umunya suka dengan aktivitas yang satu ini apalagi setelah melalui hari-hari lelah bekerja. Menjelajah kepulauan dalam negeri maupun ke luar negeri dengan aneka ragam budaya, perilaku, bahasa hingga kuliner yang khas menjadi salah satu aktivitas menarik untuk melepas penat. Mau kemana dan mau apa, hhmm.. hal ini tergantung dari seberapa keras Anda bekerja dan menabung sehingga tercipta yang namanya BUDGET! Jika Anda telah memiliki jabatan tinggi di sebuah perusahaan besar, biasanya tour yang murah-meriah dan ketempat-tempat yang sulit dijangkau enggan dilirik. Dengan kata lain, "Ah.. udah gak level, cuma bikin capek aja! Lebih keren ke kota-kota besar yang punya hotel berbintang 5 dan shopping mall yang menawarkan aneka produk keluaran desainer ternama nomor 1 di dunia!" Hal ini memang tidak salah sebab Anda punya hak untuk mengelola uang dan memilih mau dipakai dengan cara seperti apa. BEBAS.

Tapi, tahukah Anda bahwa ada banyak pengalaman seru dan tak teduga bila bepergian ke tempat-tempat yang jarang dijangkau oleh turis pada umumnya?
Saya bersyukur punya usia masih muda dan masih mahasiswa. Mau bepergian dengan budget lumayan tinggi karena backup orang tua ya ayo aja (malah lebih kepada HORE... saya bisa banyak belanja :D) mau bepergian murah meriah ala backpacker yang penuh susah-senang dengan rekan mahasiswapun ya ayo aja mumpung tenaga masih banyak! Melalui jalan darat 8 jam, makan seadanya, pusing dan kembung karena mabuk darat, menginap di rumah penduduk yang sederhana. Semuanya terasa tetap menyenangkan karena dilakukan bersama teman-teman berjiwa petualang dan bukan orang-orang gengsian yang 'alergi' menyentuh hal-hal yang jauh dari eksklusif serta memerlukan kartu kredit platinum.
Hmm... let's play this song first before you jump to the next paragraph!



Oleh-oleh cerita kali ini saya bawa dari daerah ujung wilayah Jawa Barat, Ujung Genteng. Tempat ini cukup terpencil sehingga untuk memperoleh bahan makanan maupun akomodasi sederhana membutuhkan biaya yang sedikit di atas rata-rata. Maklum saja, dana tersebut sekalian dibayar untuk biaya distribusi yang cukup besar mengingat daerah ini sulit dijangkau dan jalanannyapun masih rusak. Penginapan yang tersedia cukup baik. Rumah pondok sederhana dengan 2 kamar, 1 dapur, 1 kamar mandi, ruang tengah dengan lantai kayu dan berbentuk rumah panggung, inilah mayoritas bentuk tempat singgah yang bisa ditemui. Anda bisa mengorder tambahan matras tidur jika menginginkannya.

Pantai Ujung Genteng cukup bersih tapi Anda harus hati-hati karena banyak karang tajam meski sedang menyusuri pesisir pantai. Namun, berbeda dengan Pulau 1000, pantai bening dan biota lautnya kelihatan dari atas kapal. Mengingat wilayah ini ada di Pantai Selatan, nah.. bersiap-siap saja terombang-ambing dalam gelombang maha dasyat karena Anda akan berlayar di Samudera Hindia yang dalam. Hari pertama, saya dan rekan-rekan mahasiswa sangat antusias ketika akan berlayar kurang lebih 1,5 jam ke tempat kami akan berenang dan menikmati pantai di pulau seberang yang entah apa namanya. Kapal laut bermotor berukuran sedang kami sewa untuk mengarungi samudera, catatan : SAIL WITHOUT LIFE VEST. Hahahaha... what an adrenalin game! Selama perjalanan menuju pulau dilalui dengan naik-turun ombak ala rodeo dan dihiasi hempasan ombak tinggi yang menerpa karang terjal di kiri kanan kapal . Sppppllllaaaasssshhh.... quite thrilling but damn interesting!

Sampai di pulau seberang, WOW... rasanya seperti terisolasi di nirwana yang tidak berujung. Teman-teman berenang, bermain pasir, ada yang menjadi Sandman (hahaha..), ada yang pacaran, main cebur-ceburan, dan mencari rumah keong cantik untuk oleh-oleh dekorasi rumah. Beberapa rekan dan saya sendiri tak bisa diam lantaran wira-wiri mencari objek serta sudut menarik untuk difoto demi memuaskan hobi serta mengabadikan pemandangan yang entah kapan hal ini bisa terulang lagi. Jangan sampai ada moment spesial yang terlewatkan!
Menyusuri pantai berpasir keemasan, hingga berjalan penuh hati-hati di antaran karang mati yang tajam dan penuh bintang ular serta teripang juga kami lakukan. Usaha ini dilakukan demi sampai ke pinggir pantai dengan deburan ombak yang pecahnya berkilau seperti berlian.

Selanjutnya, kami kembali ketempat penginapan dengan berlayar ala Colombus dengan terpaan ombak keras yang masuk ke atas kapal, membuat kami basah kuyup, pasrah terdiam dan berdoa supaya selamat. Tak kalah, sengatan sinar matahari yang panas turut menyegat kulit hingga terbakar dan air asin yang masuk ke mata membuat pedih, kkpppoooww... PERJUANGAN! Hingga akhirnya sampai ke daratan, pondok tempat menginap dengan badan menggigil kedinginan lantas cepat-cepat mandi lalu minum teh hangat. :D
Jika melihat ke belakang.. Oh My God!! Itu samudera Hindia yang di tengahnya banyak karang terjal, sotoy banget melaut dengan kapal kecil! We risk our life in a little boat Rp 450.000,00/ day, without life insurance, haha... Thrilling, sick, crazy, fun but unforgettable.
Kalau kata teman saya "Gila, gwe mikir-mikir deh suruh ngulang lagi! Untung aja semua selamet. Kalo gak sih, WM 65 TUTUP gak ada yang wisuda gara-gara kapal karam, di samudera hindia! hahahahaha....."

Ujung Genteng bukan tempat wisata yang penuh hingar-bingar. Tempat ini cocok bagi yang mencari wilayah sederhana untuk rileks dan jauh dari keramaian ibu kota. Sore haripun Anda bisa menikmati saat-saat matahari terbenam yang membuat pemandangan di sekeliling berwarna kecoklatan, in romantic words : it's a sunset sephia, baby! Lain dengan Jakarta yang cokelat akibat debu dan polusi udara. Kuliner seafood juga cukup banyak ditemukan di seputar tempat menginap, tinggal pilih mau singgah di restoran yang mana. Selain berenang di pulau seberang, Anda bisa berkunjung ke tempat pembiakan penyu pada malam hari. Tempat ini tidak jauh dari pondok penginapan. Biasanya sang penyu akan berada didaratan sekitar jam10 hingg 12 malam untuk beristirahat maupun bertelur. Jika ingin melihat para penyu bertelur, ssssttt... please mind your voice because they don't like noise!

Objek wisata menarik lainnya adalah air terjun Cicurug. Tempat ini bisa dikunjungi ketika Anda pulang melalui jalan darat ke arah Jakarta melalui Cibadak-Sukabumi. Saat sampai di tempat, Anda bisa berjalan sekitar 1 km untuk mencapai air terjun atau mencarter perahu bila ingin melalui sungai. Saya dan teman-teman memilih melalui sungai, dan boleh dibilang pemandangan di sini seperti di Saigon, Vietnam. Pemandangan yang terlihat adalah sungai berair hijau dengan hutan tropis di kiri dan kanan sampai kami bercanda mencari-cari siapa tahu ada sosok pria berbadan kekar sedang melempar granat, bbboooommm... here comes Mr. Rambo! hahaha...

Akhir kata, perjalan ke Ujung Genteng yang penuh cerita suka-duka memang menyenangkan. Sebuah Ujung tapi tidak pernah ketemu di mana ujungnya.
Mau ke kanan... ada saja wilayah menarik untuk di temui dan mau ke kiri... ada juga tempat unik untuk dikunjungi. Tapi, ini semua tidak nikmat jika Anda kena penyakit 'kantong kering' alias cuma mencari hura-hura saja. Alokasi dana yang cukup harus diperhitungkan dan jangan sampai setelah bepergian dari sini uang Anda habis.

Bagi saya pribadi, saya tetap teguh pada pendirian.. WORK HARD PLAY HARD PARTY HARD. Di mana ada kemauan di situ ada jalan. Jangan bisanya cuma mejeng, belanja, foto-foto, hura-hura dan jalan-jalan doang, tapi juga harus bekerja dan menabung untuk masa depan terutama buat kita yang masih muda. Waktu muda, hura-hura aja memang menyenangkan, namun seiring waktu berjalan dan bertambah umur, it's time to do something far a way better than just happy go crazy..
Minta-minta pada orang tua atau tergantung dengan pasangan.. ahh, basi, sudah gak jaman!


Create your own secure future but don't forget to enjoy the good and challenging life!
Have fun in this remarkable world!


Song and Video Clip by Madonna - La Isla Bonitta

3 komentar:

  1. Enjoy the good life, friends! You are free to do what ever you want to do as long as you can manage it well.

    BalasHapus
  2. Harus sadis, kalo gak ya kurang mantep, Ja!
    Gak level ah.... (hakakakak..)

    BalasHapus

Musical Time: Let's Learning!

Music has been part of my life since I was young, Everyday I wake up with music and also go to bed with music, Just like an a...